Ma'ruf Amin: Krisis Pangan, Energi, dan Keuangan Jadi Awan Gelap Semua Negara

Ma'ruf Amin: Krisis Pangan, Energi, dan Keuangan Jadi Awan Gelap Semua Negara

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 06 Okt 2022 15:11 WIB
Wapres Maruf Amin (dok. Setwapres)
Foto: Wapres Ma'ruf Amin (dok. Setwapres)
Jakarta -

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengungkapkan kalimat pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat diharapkan tak cuma jadi slogan. Hal ini diharapkan bisa diterjemahkan dalam kebijakan dan diwujudkan dengan kolaborasi banyak pihak.

Ma'ruf juga bicara soal krisis pangan dan energi menjadi ancaman. Sinyal-sinyal negatif tersebut semakin kuat.

"Krisis pangan, energi, dan krisis keuangan jadi awan gelap yang menyelimuti semua negara. Ancaman resesi dan sinyal kelesuan ekonomi global makin kuat," kata Ma'ruf dalam acara pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di JCC, Kamis (6/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ma'ruf mengungkapkan, untuk merespons kondisi ekonomi tersebut bank sentral menaikkan suku bunga untuk menahan laju inflasi. Kemudian dalam menghadapi situasi ini, negara berkembang perlu mewaspadai pembalikan modal ke negara maju.

Namun, dibutuhkan fokus untuk mengerahkan modal dan kekuatan untuk bertahan di situasi yang tak menentu. Menurut dia kekuatan ekonomi domestik perlu dijaga yaitu konsumsi dalam negeri dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi penyokong pertumbuhan ekonomi (PE).

ADVERTISEMENT

Pada kuartal III-2022, sebanyak 51,47% produk domestik bruto (PDB) ditopang konsumsi rumah tangga. "Untuk itu pemerintah terus menjaga level daya beli dan konsumsi masyarakat dengan bantuan sosial dan bantuan langsung tunai yang menyasar rumah tangga maupun UMKM," jelasnya.

Ma'ruf menjelaskan pemerintah juga terus menggaungkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) karena produk dalam negeri dan UMKM tak kalah kualitasnya. Dia menyebut produk hijab telah berhasil merebut konsumen domestik dan luar negeri harus terus ditingkatkan.

Dia menambahkan saat ini kondisi keuangan syariah Indonesia sangat baik karena adanya sinergi dari semua pemangku kepentingan. Menurutnya ekonomi syariah menjadi semakin kuat karena dukungan stabilitas ekonomi nasional yang teruji.

(kil/ara)

Hide Ads