RI Tak Jadi 'Pasien' IMF, Luhut: Tidak Boleh Jemawa

RI Tak Jadi 'Pasien' IMF, Luhut: Tidak Boleh Jemawa

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Rabu, 12 Okt 2022 13:20 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Wilda Nufus/ detikcom
Jakarta -

Kondisi ekonomi global tengah tidak menentu. Ketidakpastian semakin besar karena adanya ancaman perang nuklir.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, ekonomi Indonesia dalam posisi yang baik saat ini. Namun demikian, Indonesia tetap harus berhati-hati. Menurutnya, segala sesuatu bisa saja terjadi.

"Kita beruntung, sekali lagi, ekonomi kita pada posisi yang sangat baik. Tapi, anything could happen kalau kita juga tidak hati-hati menghitung. Jadi saya senang sekali bahwa kami kompak sekali menghadapi itu," katanya JCC Senayan, Jakarta, Rabu (12/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, kata Luhut, menyampaikan sudah ada 28 negara yang akan menjadi pasien IMF. Luhut menegaskan bahwa Indonesia jauh dari kondisi untuk menjadi pasien IMF itu.

Luhut menuturkan, Indonesia masih menjadi salah satu terbaik di dunia saat ini. Namun, ia mengatakan, Indonesia tak boleh jemawa.

ADVERTISEMENT

"Kemarin Ibu Menkeu sudah menyampaikan bahwa sudah ada 28 negara yang antre masuk di IMF. Kita jauh dari itu. Kita mungkin salah satu negara yang terbaik pada hari ini, tapi sekali lagi, kita tidak boleh jemawa di situ. Karena ya apa saja dalam 6 bulan ke depan bisa terjadi," jelasnya.

Luhut juga mengatakan, Indonesia akan menghadapi 'perfect storm' di mana ketidakpastian ekonomi dunia sangat tinggi.

"Today it's a perfect storm, kita akan menghadapi perfect storm ini jadi tolong kita semua hati-hati ketidakpastian ekonomi dunia sangat tingggi," kata Luhut.

Di tengah ketidakpastian itu, kata Luhut, Indonesia harus menyiapkan skenario terburuk. Ia mengatakan, pemerintah akan melakukan stress test di berbagai bidang.

"Karena situasi ketidakpastian ini Indonesia harus menyiapkan skenario terburuk. Dan kami kemarin sepakat untuk melakukan stress test di berbagai bidang kalau-kalau terjadi sampai pada tactical nuclear weapon kita harus lihat apa yang harus dilakukan," terangnya.

(acd/das)

Hide Ads