Rasio Pengusaha RI Masih Kecil, Menkop Ajak Mahasiswa Berwirausaha

Rasio Pengusaha RI Masih Kecil, Menkop Ajak Mahasiswa Berwirausaha

Yudistira Perdana Imandiar - detikFinance
Jumat, 14 Okt 2022 15:44 WIB
Kemenkop UKM
Foto: dok. Kemenkop UKM

Putri membagikan beberapa tips agar bisa berhasil menjadi pengusaha. Intinya, kata dia, harus punya pola pikir entrepreneurship, sehingga bisa berdaya saing global.

"Berpikir kreatif, inovasi, dan membangun networking yang luas," beber Putri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiap pengusaha, lanjut Putri, juga harus memiliki niat yang baik, mampu melihat dan menciptakan peluang, serta harus paham pasar yang menjadi targetnya. Di samping itu arah bisnisnya harus jelas.

"Bila perlu, memiliki skill set untuk menjadi solusi bagi permasalahan orang lain," terang Putri.

ADVERTISEMENT

Putri meyakinkan para mahasiswa bahwa setiap orang memiliki cerita dan proses masing-masing. Tidak semua orang sama.

"Kita harus membangun rasa percaya diri. Dan dengan luasnya networking, itu sudah menjadi model bisnis yang bagus untuk berkembang," sambung Putri.

Rektor UIN Raden Mas Said Prof Dr H Mudofir Abdullah mengapresiasi kehadiran Menkop UKM di kampus untuk memperkuat literasi pentingnya anak muda berdaya saing.

"Dengan perubahan zaman yang begitu cepat, menjadi enterpreneur adalah pilihan tepat," ujar Mudofir.

Beberapa mahasiswa yang sudah memiliki usaha pun unjuk gigi di hadapan Menkop UKM dan Staf Khusus Presiden RI Putri Tanjung. Salah satunya Fela, pemilik usaha konveksi dengan omzet mencapai Rp 10 juta per bulan.

"Pada 2018, saya melakukan riset kebutuhan mahasiswa terlebih dahulu sebelum berbisnis konveksi. Hasilnya, mereka butuh pakaian seperti jaket, kaos, dan sebagainya. Kebetulan belum ada yang bisnis itu, maka saya buka usaha konveksi dengan pangsa pasar teman-teman sendiri," kata Fela.

Dalam perkembangan usahanya, Fela sudah bisa merambah ke instansi-instansi pemerintahan di Sukoharjo, Klaten, dan Solo.

"Ke depan, saya ingin teman-teman menjadi reseller dari produk saya," sebut Fela.

Selain Fela, ada mahasiswa lain yang berbisnis busana muslim seperti jilbab, dress, dan lain-lain. Omzetnya sudah mencapai Rp 50 juta sebulan.

Selain itu, mahasiswa lainnya bernawa Husen menggeluti bisnis agen belut untuk memenuhi kebutuhan industri olahan berbahan baku belut. Misalnya, bahan untuk sambal belut khas Klaten.

"Omzet saya berkisar Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per bulan," ungkap Husen.


(prf/hns)

Hide Ads