Disisi lain, Bagas juga memberikan materi tentang kewirausahaan dihadapan 200 mahasiswa. Dia memberikan semangat kepada seluruh mahasiswa untuk tetap optimis menghadapi kondisi perekonomian di tahun 2023.
Bagas juga optimis terhadap pengusaha muda yang dinilainya adaptif dalam menghadapi tantangan zaman. Namun, kondisi itu tentunya harus diimbangi dengan kemampuan pengetahuan entrepreneurship.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga diharapkan mampu menghasilkan sesuatu yang produktif untuk Indonesia.
"Perkembangan kewirausahaan di generasi muda cukup advance, anak-anak zaman sekarang mampu menggunakan teknologi. Saya lihat sudah banyak pengusaha dibalik layar komputer, sudah make a money, adaptif, anak muda zaman sekarang terhadap teknologi," katanya.
Bagas berharap kepada para mahasiswa untuk tidak takut menjadi pengusaha. Menurutnya, kebutuhan pengusaha baru sangat penting untuk menyambut era bonus demografi Indonesia di tahun 2030 mendatang.
Sebab, jumlah pengusaha muda di Indonesia saat ini masih 3 persen dari total populasi yang ada. Meskipun, angka itu terus berkembang dibandingkan beberapa tahun yang lalu masih sekitar 1,8 persen.
"Kita membutuhkan pengusaha baru dalam rangka menyambut era bonus demografi di tahun 2030 nanti," katanya.
HIPMI juga tengah berupaya dalam mendukung pemerintah untuk mencetak 1 juta pengusaha baru hingga tahun 2024.
"Mencetak 1 juta pengusaha baru untuk tiga tahun ke depan (2021-2024), melalui berbagai macam cara, kuliah umum, untuk memotivasi mahasiswa menjadi pengusaha," katanya.
(fdl/fdl)