Menkop Dorong KAN Jabung di Malang Genjot Produksi Susu Segar

Menkop Dorong KAN Jabung di Malang Genjot Produksi Susu Segar

Inkana Izatifiqa R Putri - detikFinance
Kamis, 20 Okt 2022 21:17 WIB
Menkop Teten Masduki di Malang
Foto: Istimewa

Menanggapi hal ini, Ketua I KAN Jabung, Herman Suparjono mengatakan PMK memang menjadi persoalan yang serius bagi bisnis koperasi. Sebab, wabah ini berdampak pada anjloknya pendapatan petani atau peternak. Bahkan, terdapat beberapa anggotanya yang terpaksa harus mengurangi jumlah sapi agar tidak terlalu merugi.

"PMK betul-betul menjadi kendala kami, meski saat ini sudah membaik tapi produktivitas sapi belum sepenuhnya pulih karena PMK. Selama 4 bulan kita berupaya dengan berbagai cara bisa mencapai produktivitas seperti sebelum PMK," papar Herman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementar soal penggantian jenis sapi, Herman menyebut upaya tersebut memang sudah menjadi pemikiran para pengurus koperasi. Namun karena terkendala modal, rencana tersebut hingga saat ini belum dapat dilakukan.

"Soal replacement sapi baru sudah pernah kita rencanakan namun kemampuan finansial untuk punya sapi baru itu berat," ucapya.

ADVERTISEMENT

Adopsi Teknologi dalam Pengolahan Susu Segar

Di tempat yang sama, Bupati Malang Sanusi mengimbau KAN Jabung perlu mengadopsi teknologi dalam mengolah susu segar menjadi produk susu siap konsumsi dari industri pengolahan susu (IPS) seperti Greenfield. Ia menyebut meski saat ini KAN Jabung telah mulai memproduksi produk turunan dari susu segar, namun produk tersebut masih sangat terbatas.

"Memang KAN Jabung ini perlu pembaharuan teknologi sehingga produknya bagus dan bisa diolah menjadi produk yang lebih bernilai tinggi. Mungkin ada teknologi lain yang harus kita ikuti," urai Sanusi.

Senada dengan Teten, Sanusi juga menilai jenis sapi yang dipelihara oleh anggota koperasi dapat diganti secara bertahap dengan jenis sapi super. Sementara terkait pembiayaan modal kerja, ia berharap pemerintah pusat melalui Kementerian Koperasi dan UKM dapat memberikan solusi bagi KAN Jabung.

"Memang kita perlu upayakan agar sapi yang dipelihara itu bisa diperah sepanjang tahun sebab kalau seperti biasa saja kita hanya bisa optimal panen 4 bulan, setelah itu produksinya pasti turun," imbuhnya.

Di sisi lain, Direktur Utama LPDB-KUMKM, Supomo mengatakan sebagai Badan Layanan Umum di bawah koordinasi KemenKop UKM, pihaknya siap mendukung KAN Jabung untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Tercatat sejak tahun 2021, LPDB-KUMKM telah mengucurkan dana kepada koperasi hingga Rp18,15 miliar.

"Kita juga siap membantu KAN Jabung untuk membangun farm laktasi. Kita sebenarnya sudah mendiskusikan hal itu," ucap Supomo.

Soal dengan penurunan produksi susu segar akibat wabah PMK, Supomo berencana akan memberikan kebijakan khusus berupa relaksasi sehingga beban kewajibannya kepada LPDB KUKM dapat menjadi lebih ringan.

Ia menambahkan saat ini, tim LPDB KUMKM juga sedang mengkaji berbagai kemungkinan terkait jenis relaksasi yang dapat diberikan kepada koperasi tersebut.

"Sangat memungkinkan untuk dilakukan perpanjangan grace periode. Bahkan kami sudah tawarkan sebelumnya, kita bisa tawarkan relaksasi apa yang bisa dilakukan terhadap KAN Jabung," pungkasnya.


(ncm/ega)

Hide Ads