Ekonomi Dunia Loyo Bukan Cuma Gara-gara Bunga Acuan Naik, Ini Sebabnya

Ekonomi Dunia Loyo Bukan Cuma Gara-gara Bunga Acuan Naik, Ini Sebabnya

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 21 Okt 2022 10:23 WIB
BPS telah resmi mengumumkan data pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2021. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 3,51% secara year on year (yoy).
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy

Sebelumnya BI memprediksi pertumbuhan ekonomi global pada 2023 diprakirakan akan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya, bahkan disertai dengan risiko resesi di beberapa negara.

Revisi ke bawah pertumbuhan ekonomi terjadi di sejumlah negara maju terutama Amerika Serikat (AS) dan Eropa, dan juga di Tiongkok. Perlambatan ekonomi global dipengaruhi oleh berlanjutnya ketegangan geopolitik yang memicu fragmentasi ekonomi, perdagangan dan investasi, serta dampak pengetatan kebijakan moneter yang agresif.

Dampak rambatan dari fragmentasi ekonomi global diprakirakan juga akan menyebabkan perlambatan ekonomi di Emerging Markets (EMEs). Sementara itu, tekanan inflasi dan inflasi inti global masih tinggi seiring dengan berlanjutnya gangguan rantai pasokan sehingga mendorong bank sentral di banyak negara menempuh kebijakan moneter yang lebih agresif.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan Fed Funds Rate yang diprakirakan lebih tinggi dengan siklus yang lebih panjang (higher for longer) mendorong semakin kuatnya mata uang dolar AS sehingga memberikan tekanan pelemahan atau depresiasi terhadap nilai tukar di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Tekanan pelemahan nilai tukar tersebut semakin tinggi dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat, dan di negara EMEs termasuk Indonesia diperberat pula dengan aliran keluar investasi portofolio asing.


(kil/ara)

Hide Ads