Jakarta -
Mengunjungi tanah suci yaitu Mekkah dan Madinah untuk beribadah merupakan impian setiap umat muslim di Indonesia.
Seperti halnya melaksanakan ibadah haji atau umroh untuk umat muslim dan melaksanakan ibadah ke Yerusalem, Holyland, Lourdes, Tibet, Nepal, hingga India bagi mereka yang non muslim.
Menurut Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), mencatatkan bahwa jamaah umroh di 5 tahun terakhir terus mengalami peningkatan meski sempat menurun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data tersebut menyebutkan jamaah umroh pada tahun 1440 H atau 2018-2019 terhitung sebanyak 974.650 jamaah.
Jumlah ini sempat menurun sebesar 3,10 persen apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yakni tahun 1439 H yang mencapai satu juta jamaah umroh dari Indonesia.
Kemudian pada tahun setelahnya, pemerintah Arab Saudi sempat mengeluarkan kebijakan untuk menangguhkan visa umrah untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Sejumlah 2.371.441 visa yang dikeluarkan oleh otoritas Kerajaan Arab Saudi periode 31 Agustus 2019 sampai 20 Desember 2019.
Ketika itu Indonesia menempati posisi tertinggi kedua dengan permohonan jumlah visa 443.879.
Pada pasca pandemi yaitu ketika tahun 2022 sekarang ini, melansir dari Saudi Gazette pada 31, Juli 2022, Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi telah mencatat lebih dari 70 juta izin yang dikeluarkan untuk umroh.
Bersambung ke halaman sekanjutnya.
Izin pelaksanaan umroh ini meliputi Masjidil Haram di Mekkah, dan sholat di Raudhah Syarif di Masjid Nabawi di Madinah sepanjang musim terakhir 1443 hingga pelaksanaan musim haji.
Selain itu, juga memperkirakan bahwa jamaah umroh yang akan datang di musim umroh tahun 1444 H nantinya akan kembali normal.
Sementara di Indonesia sendiri, semenjak 8 Januari hingga April 2022 tercatat sebanyak 118 ribu jamaah yang telah diberangkatkan untuk umroh ke tanah suci.
Meskipun jumlah jamaah umroh sudah semakin banyak dan mulai kembali normal, akan tetapi penyelenggaraan umroh masih dalam suasana pandemi Covid-19 sehingga perlu kehati-hatian.
Walaupun begitu, hal ini merupakan hal positif yang mana para jamaah umroh mulai diberi kelonggaran untuk melakukan ibadah di tanah suci, setelah pembatasan ketat selama dua tahun terakhir akibat pandemi.
Hal ini juga merupakan kesempatan yang diingin-inginkan bagi seluruh umat muslim baik dari negara Arab Saudi sendiri maupun dari negara lain seperti di Indonesia.
Selain menyiapkan kesehatan untuk melaksanakan umroh, tentunya juga dibutuhkan persiapan secara materi maupun non materi untuk melakukan perjalanan ke tanah suci.
Hal tersebut dikarenakan pada umumnya perjalanan ke tanah suci yang dilakukan membutuhkan biaya yang jumlahnya tidak sedikit.
Namun sayangnya, tidak semua orang mempunyai kesiapan secara materi sehingga dapat mencukupi biaya kebutuhan ke tanah suci tersebut.
Melihat begitu banyaknya keinginan untuk melaksanakan ibadah ke tanah suci ini, KK Indonesia sebagai salah satu perusahaan direct selling membantu mewujudkannya melalui program menjadi mitra KK yang nantinya akan dibiayai seluruh biaya ke tanah suci kecuali tiket dari kota asal.
"Sudah banyak mereka yang berangkat ke tanah suci seperti umroh sejak tahun 2005 hingga 2022 sudah 11 angkatan, Yerusalem, Holyland, Lourdes, Tibet dan juga Nepal, India," jelas Edy Yeoh, selaku Marketing GM KK Indonesia.
"Kini ke tanah suci bukan saja bagi mereka yang mampu tapi juga bagi mereka yang mau, dan siapa saja bisa ke tanah suci bersama KK Indonesia," sambungnya.
"Mewujudkan impian ke tanah suci bukan lagi hanya untuk mereka yang mampu melainkan yang mau" tutup Edy Yeoh.