Perusahaan Global
1. Twitter
Twitter baru saja melakukan PHK besar-besaran, kabarnya sekitar 50% staff di perusahaan media sosial itu baru saja kehilangan pekerjaannya. Hal ini terjadi setelah Twitter diakuisisi oleh miliarder Elon Musk.
Namun hal mengejutkan terjadi. Dilansir dari Reuters, Senin (7/11/2022), Twitter dikabarkan sedang merayu puluhan karyawan yang kehilangan pekerjaan dan meminta mereka untuk kembali ke perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Meta
Induk Facebook dan WhatsApp, Meta, berencana untuk melakukan PHK besar-besaran minggu ini. Ribuan karyawan disebut-sebut terancam kehilangan pekerjaannya
Dilansir Reuters, Senin (7/11/2022), isu soal PHK di Meta ini mencuat dari laporan Wall Street Journal pada hari Minggu. Meta pada bulan Oktober memperkirakan pendapatan yang lemah dan secara signifikan memprediksi lebih banyak biaya tahun depan. Prospek mengecewakan itu datang seiring dengan pertumbuhan ekonomi global yang melambat.
3. Intel
Perusahaan memastikan akan mengambil tindakan PHK karyawan sebagai langkah efisiensi besar-besaran. Intel berencana mengirit pengeluaran mereka sebesar USD 3 miliar pada tahun 2023.
CEO Intel Pat Gelsinger menyebut pihaknya mengurangi jumlah jam kerja untuk para pegawai pabriknya. Lalu pada akhir 2025 mendatang, Intel berharap bisa mengirit pengeluaran antara USD 8 miliar sampai USD 10 miliar pertahun.
4. SoftBank
Raksasa Jepang, SoftBank Group berencana memangkas 30% staf unit bisnisnya, Vision Fund. Setidaknya 150 dari 500 pekerja akan terkena dampaknya.
Dilansir CNBC, Jumat (30/09/2022), sebelumnya perusahaan telah mencatat kerugian Vision Fund US$ 21,6 miliar atau Rp 339,12 triliun (kurs Rp 15.700) per Juni. Kondisi tersebut berkontribusi pada kerugian bersih SoftBank 3,16 triliun yen atau Rp 337 triliun (kurs Rp 106,5) yang menjadi rekor dalam kuartal tersebut.
5. Xendit
Pada 4 Oktober kemarin, startup Xendit merumahkan sekitar 5% karyawannya di Indonesia dan Filipina. Hal ini didasarkan pada strategi bisnis yang progresif melihat situasi ke depan.
6. General Electric (GE)
General Electric (GE) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawannya. PHK ini dilakukan perusahaan dengan alasan mau merestrukturisasi bisnis.
Dikutip dari Reuters, Kamis (6/10/2022), General Electric diperkirakan akan PHK 20% pekerja di bisnis energi angin GE di Amerika Serikat. Ini bisa setara ratusan pekerja, ujar sumber tersebut.
7. Shopee
Shopee Thailand melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya sebanyak 10%. Diperkirakan karyawan yang terdampak sebanyak 100 orang. Hal itu dilakukan dalam rangka restrukturisasi biaya besar-besaran.
Thailand menjadi negara lanjutan setelah beberapa negara lainnya, di mana Shopee juga telah melakukan PHK karyawan. Terpantau Shopee Filipina dan Taiwan juga melakukan aksi PHK terhadap karyawannya.
8. GAP
Gap memutus hubungan kerja (PHK) 500 karyawan di tingkat korporat. Karyawan yang terdampak berlokasi di Kantor Pusat GAP New York, San Francisco, dan beberapa negara Asia.
Menurut The Wall Street Journal, dikutip dari CNN Rabu (21/09/2022), PHK akan dilakukan terhadap 5% karyawan dari total pegawai korporat Gap yang berjumlah 8.700.
9. Bath and Beyond
Bed Bath & Beyond (BBBY) terancam bangkrut. Dilansir CNN, Kamis (1/9/2022), BBBY akan memberhentikan 20% karyawan perusahaan, menutup 150 toko, dan memangkas beberapa merek barang rumah tangga. Perusahaan juga telah mendapatkan lebih dari US$ 500 juta pembiayaan baru untuk menopang kesulitan keuangannya yang sedang sakit.
10. Ford
Pabrikan otomotif Amerika Serikat (AS) baru saja melakukan PHK massal pada stafnya. Peralihan produksi kendaraan bensin menjadi kendaraan listrik jadi alasan utamanya.
Dilansir CNN, Selasa (23/8/2022), setidaknya ada 3.000 orang yang terkena PHK, 1.000 orang di antaranya adalah pekerja kontraktor. Karyawan yang terkena dampak akan diberikan pesan secara personal bahwa mereka kehilangan pekerjaan akhir pekan ini.
11. Xiaomi
Dikutip dari Marshable, Kamis (25/08/2022), Media South China Morning Post melaporkan, sebanyak 900 karyawan Xiaomi kena PHK massal. Jumlah tersebut mencakup 3% dari seluruh pegawai yang bekerja di Xiaomi.
(ara/ara)