Resesi 2023 Menghantui, Pengusaha Yakin Ekspor Tetap Gaspol!

Resesi 2023 Menghantui, Pengusaha Yakin Ekspor Tetap Gaspol!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 09 Nov 2022 13:48 WIB
Jerman berada di ambang krisis energi akibat seretnya pasokan gas dari Rusia. Dengan pasokan gas yang semakin sulit itu, Jerman bisa masuk ke jurang resesi.
Foto: Getty Images
Jakarta -

Ancaman resesi dan pelemahan ekonomi di tahun 2023 menghantui perekonomian dunia. Di sisi lain, pengusaha tetap optimis kinerja ekspor di Indonesia tahun depan tak akan terganggu dengan ancaman resesi.

Bahkan, Ketua Umum DPP Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Khairul Mahalli menyatakan pihaknya masih optimis kinerja ekspor di Indonesia akan meningkat tahun depan.

"Kami tak setuju soal statement tahun 2023 itu mencekam, ngeri katanya bakal ada krisis ekonomi global dan sebagainya. Kami dari GPEI hakul yakin ekspor akan naik," ungkap Khairul dalam sebuah acara di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Rabu (9/11/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga memaparkan data terakhir dari Badan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia mengalami kenaikan jika dibandingkan periode yang sama di 2021. Ekspor September 2022 jika dibandingkan September 2021 naik 20,28%.

Sampai saat ini, Khairul menyatakan sudah mulai banyak permintaan barang-barang dari Indonesia ke luar negeri. Dari Ethiopia misalnya yang meminta produk karet dari Indonesia dalam kontrak yang besar.

ADVERTISEMENT

"Sampai detik ini, produk karet misalnya cuma 3 kita malaysia dan thailand. Ethiopia minta semua jenis ban, mobil dan truk itu mereka minta ke kita. Barang apapun mereka mau," ujar Khairul.

Belum lagi dari sisi energi, menurutnya ekspor batu bara akan menjadi primadona bagi Indonesia. Apalagi negara-negara di Eropa hingga akhir tahun banyak membutuhkan batu bara untuk memenuhi kebutuhan energinya. Tren ini diyakini bakal berlanjut tahun depan di tengah ketidakpastian perang Rusia dan Ukraina.

"Akhir tahun ini Eropa banyak gunakan batu bara maka tren akan meningkat," ungkap Khairul.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Senior Vice President Insurance Head Indonesia Eximbank Marsinta Marpaung menambahkan memang ada beberapa sektor usaha yang belum optimal pertumbuhan ekspornya. Hal itu terjadi karena sektor tersebut belum pulih sepenuhnya dari hantaman COVID-19.

Sektor tersebut macam industri tekstil, garmen, hingga sepatu. Namun, menurutnya pertumbuhan sektor tersebut tetap ada, hanya saja kecil sekali.

"Memang tidak semua aman, dari dulu, bahkan sebelum COVID dan sekarang masih recovery. Memang ada beberapa industri yang kita bilang sembuhnya pelan pelan. Tekstil, garmen, sepatu, itu industri yang sembuhnya pelan pelan. Bukan berarti jelek proyeksinya. Tapi recovery lambat," ujar Marsinta dalam agenda yang sama.

Marsinta bilang semua harus hati-hati dengan adanya krisis namun bukan berarti hilang arah dan optimisme. Di sisi eksportir, Marsinta bilang hal yang penting adalah pintar-pintar eksportir mencari pembeli di luar negeri.

Eximbank Indonesia sendiri memberikan layanan pendampinganan juga untuk para eksportir yang mau menjual produknya ke luar negeri.

"Memang ada krisis, its good untuk hati-hati. Tapi jangan takut semua. Dari sisi eksportir bagaimana kita pinter-pinter cari buyers-nya," kata Marsinta.


Hide Ads