Tak hanya itu, Saniharto juga memproduksi grand piano yang sudah dibawa berkeliling Indonesia dalam rangka mempromosikan situs-situs peninggalan budaya melalui acara pagelaran musik.
"Udah main beberapa kali konser. Pernah dimainkan Ananda Sukarlan, pianis terbaik di Indonesia dan salah satu terbaik di dunia. Itu yang mainin piano saya, pernah pertama kali piano itu dibawa sama dia untuk konser di Prambanan," ungkap Harsono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Habis itu kita ke Trowulan, kita kerja sama dengan Kemdikbud untuk memperkenalkan situs-situs yang belum terkenal di Indonesia untuk dunia. Terus habis itu kita ke Manokwari, itu kerja sama dengan Kemdikbud juga dan Parekraf. Habis dari Manokwari, balik lagi ke Semarang pianonya, berangkat lagi ke Candi Muaro Jambi. Habis mutar-mutar, terus balik, langsung main di Bromo. Waktu itu yang main grupnya Aksan Sjuman, drummernya Dewa," jelasnya.
Dalam perjalanannya, Harsono tidak memungkiri kalau Saniharto mendapat bantuan dari berbagai pihak. Salah satunya dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang membantu terutama di segi finansial.
"Kita dulunya di bank lain, tapi kita waktu itu juga terima bantuan dari BRI. Jadi terus terang memang tidak 100% BRO, tapi memang betul kalau BRI membesarkan kami," ujarnya.
Lewat program binaan dari BRI, Harsono mengaku mendapat banyak manfaat untuk mengembangkan usahanya, mulai dari pendanaan, pelatihan hingga koneksi atau business matching. Bahkan setelah menjadi alumni, Saniharto terus mendapat dukungan dari BRI.
"Waktu itu piano kita mau ke Manokwari, BRI men-support kami. Manokwari kan biayanya mahal banget, tidak bisa pesawat komersial. Kebetulan waktu itu kita naik pesawat yang tidak komersial. Intinya mahal sekali ke Manokwari," pungkasnya.
(akn/hns)