PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) kembali meraih penghargaan Industri Hijau Kinerja Terbaik dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI. Pupuk Kaltim dinilai konsisten menerapkan prinsip industri hijau dalam proses produksi dan aktivitas bisnis perusahaan.
Penghargaan diserahkan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kemenperin Andi Rizaldi kepada Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi di Jakarta, Jumat (25/11) lalu.
Rahmad mengatakan pihaknya berupaya mendorong implementasikan industri hijau secara berkesinambungan dengan mengedepankan prinsip Environment, Social dan Governance (ESG). Hal ini mencakup efisiensi energi, efisiensi pemakaian bahan baku dan bahan penolong hingga efisiensi pemakaian air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Pupuk Kaltim juga menerapkan inovasi teknologi yang mengacu pada 4R, yaitu Reduce, Reuse, Recycle, and Recovery, pada proses produksi. Upaya ini dibarengi penggunaan energi baru terbarukan di unit penunjang, serta pemenuhan baku mutu lingkungan pada limbah cair maupun emisi.
Tak hanya di lingkungan perusahaan, kata dia, implementasi industri hijau juga dilakukan dengan memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Di antaranya melalui solar cell dan pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel untuk dimanfaatkan masyarakat nelayan di perkampungan atas air Kota Bontang.
"Melalui penggunaan energi baru terbarukan hingga saat ini sangat membantu masyarakat dalam penyediaan alternatif sumber energi, yang selama ini memiliki keterbatasan akses dan jarak yang terbilang jauh dari daratan," ujar Rahmad dalam keterangan tertulis, Senin (28/11/2022).
Lebih lanjut dia merinci sederet inovasi terkait implementasi industri hijau yang telah dilakukan Pupuk Kaltim. Yakni penambahan LP Amonia Absorber di Unit Pabrik-4 dalam rangka efisiensi energi dan penurunan emisi GRK, disamping penghematan gas alam dalam memproduksi amoniak. Selain itu, pihaknya juga melakukan reaktivasi pabrik urea Proyek Optimasi Kaltim (POPKA-2) yang berpotensi menekan emisi CO2 sebesar 398 ribu ton per tahun.
Sementara untuk efisiensi air, Pupuk Kaltim memiliki inovasi Raw Condensate (RC) dalam siklus regenerasi unit Mixbed Polisher untuk menurunkan losses air melalui penerapan prinsip 4R. Inovasi ini dinilainya dapat mendongkrak produksi, namun dengan penggunaan energi, air dan material lainnya yang tetap efisien.
Pupuk Kaltim juga melakukan upaya pengurangan dan pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3), serta limbah padat Non B3 yang tidak hanya terbatas di lingkungan dan area pabrik.
"Dari inovasi tersebut, nilai efisiensi mampu tercapai secara maksimal seperti efektivitas proses produksi, peningkatan performa perangkat pabrik, hingga jasa pelayanan dan perbaikan dengan penghematan mencapai Miliaran Rupiah," tuturnya.
Rahmad mengatakan, pihaknya melakukan peningkatan kualitas lingkungan lewat kajian Life Cycle Assessment (LCA) dengan batasan sistem cradle to grave, yang diintegrasikan dengan inovasi program berkelanjutan.
"Pada 2021, Pupuk Kaltim menjadi perusahaan pertama di Asia Tenggara yang mempublikasikan sertifikat produk ramah lingkungan atau Environmental Product Declaration (EPD) dari EPD Southeast Asia," lanjut Rahmad.
Klik halaman selanjutnya >>
Di sisi lain, Rahmad menyebut Pupuk Kaltim secara proaktif turut mendorong dekarbonisasi guna mencapai target nol emisi pada 2060, dengan target pengurangan emisi karbon sebesar 32% di tahun 2030. Di antaranya melalui penerapan ekonomi sirkular dengan memanfaatkan bahan baku dari bahan atau gas buangan produksi yang masih bisa digunakan untuk mengurangi jejak karbon dari proses produksi.
Ke depannya Pupuk Kaltim juga berupaya menjadi pionir dalam transformasi industri petrokimia yang lebih hijau, sehingga dapat meningkatkan efisiensi energi secara menyeluruh di lingkungan perusahaan.
"Pupuk Kaltim terus mensinergikan aspek lingkungan dalam aktivitas bisnis perusahaan, sebagai dasar mengelola dan menggunakan sumber daya alam secara bijaksana," tambah Rahmad.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri bidang Iklim Usaha dan Investasi Kemenperin Andi Rizaldi mengatakan penerapan industri hijau, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan berdampak pada perekonomian nasional. Salah satunya yaitu adanya penurunan biaya produksi dan peningkatan produksi per satuan waktu yang pada akhirnya membuat harga lebih mampu bersaing di pasar.
Menurut Andi, kemampuan produk untuk bersaing akan meningkatkan total penjualan dan peluang green job. Dengan demikian secara tidak langsung mampu berkontribusi pada pendapatan negara lewat peningkatan pajak dan devisa.
Dikatakannya upaya hijau yang dilakukan industri terbukti membawa manfaat dan keuntungan. Termasuk investasi dalam bentuk pengadaan dan perekayasaan teknologi, mampu meningkatkan efisiensi proses produksi.
"Manfaat dan keuntungan lain yang diperoleh perusahaan adalah meningkatnya reputasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen maupun pasar, yang saat ini semakin peduli tentang lingkungan. Sehingga perusahaan ke depan bisa menjaga peluang daya saing serta menciptakan kondisi yang aman bagi karyawan," papar Andi.
Kemenperin pun mendorong agar perusahaan yang telah menerapkan industri hijau dapat memperoleh preferensi bunga pinjaman dan keringanan pajak. Ini sebagai bentuk apresiasi pemerintah sekaligus stimulan bagi industri untuk terus menerapkan industri hijau.
"Namun begitu hal ini memerlukan kerja sama yang baik antar seluruh pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan, sehingga target percepatan serta penguatan industri hijau semakin tercapai. Sekali lagi kami sampaikan apresiasi kepada seluruh perusahaan yang telah menerapkan industri hijau secara konsisten dan berkelanjutan," pungkas Andi.
(ncm/ega)