Santer Kabar JD.com Mau Tinggalkan JD.ID

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 13 Des 2022 18:30 WIB
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Raksasa e-commerce China JD.com dikabarkan akan hengkang dari kepemilikan perusahaan patungan di Indonesia dan Thailand.

Dikutip dari South China Morning Post edisi (29/11), disebutkan jika JD.com ingin memperkuat pasar dalam negeri. Seorang sumber menyebutkan perusahaan yang berbasis di Beijing ini ingin cabut dari bisnis Indonesia dan Thailand karena dalam beberapa tahun menghadapi tantangan berat dalam bisnisnya.

Perusahaan dikabarkan sedang mencari investor untuk pengambilalihan sahamnya di JD.ID. Sekadar informasi JD.ID merupakan perusahaan patungan yang dibentuk pada 2015 dengan perusahaan Singapura, Provident Capital Partners.

Sedangkan dengan Thailand JD Central dibentuk pada 2017 hasil patungan dengan perusahaan ritel dan properti Central Group.

Kabar terkait rencana hengkangnya JD.com dari dua perusahaan patungan ini awalnya dilaporkan oleh media China Xiaguangshe. Seorang sumber menyebut perusahaan telah menelan biaya lebih dari US$ 1,39 miliar.

JD.com, Provident Capital dan Central Group tidak memberikan tanggapan saat South China Morning Post meminta konfirmasi.

Akhir November lalu, saham JD.com di Hong Kong naik 10,89% menjadi HK$210,80 pada penutupan perdagangan (29/11/2022).

Selain itu rencana perusahaan hengkang karena pasar perdagangan online di Indonesia mengalami perlambatan. Hal ini disebabkan oleh naiknya biaya hidup di negara-negara tersebut.

Masyarakat di kawasan Asia Tenggara mulai mengencangkan ikat pinggang. Founder dan Kepala Eksekutif Momentum Works Jianggan Li menjelaskan hal ini karena terjadinya kenaikan harga yang signifikan akibat menguatnya dolar AS dan menekan mata uang di berbagai negara.

Hal ini membuat JD.ID melakukan PHK lebih dari 200 orang awal tahun ini. Penjualan JD.ID dinilai stagnan karena promosi yang tak efisien selama pandemi COVID-19.

Sementara itu JD Central mencatatkan kerugian sejak diluncurkan pertama kali. Bahkan Central Group sempat memanggil para eksekutif perusahaan untuk menjelaskan masalah tersebut.

Di Thailand, situs belanja Central Online menduduki peringkat lebih tinggi dari JD Central. Hal ini tercantum dalam perusahaan riset iPrice.

Namun memang kedua platform ini berada jauh di bawah Shopee dan Lazada. Sementara JD.ID juga tidak menduduki peringkat baik di iPrice Indonesia. Situs belanja online utama masih dipimpin oleh Shopee, Lazada, Tokopedia, Blibli dan Bukalapak.

Lihat juga video 'Di Balik Badai PHK Bisnis Startup':






(kil/eds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork