Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjanjikan target investasi Rp 1.200 triliun di 2022 akan tercapai. Hal itu dinyatakan dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI.
"Saya berjanji dalam forum yang terhormat ini, insyaallah berdasarkan data yang tim kami sudah hitung karena ini per kuartal September dan sekarang kita sudah sampai Desember, insyaallah mencapai target," kata Bahlil di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (14/12/2022).
Bahlil menyebut hal itu sebagai syarat untuk pertumbuhan ekonomi bisa mencapai target di atas 5% pada 2022. Realisasi keuangan sampai 12 Desember 2022 disebut sudah mencapai 91% dan sampai akhir tahun diyakini bisa di atas 96%.
"Ini kita kerja terus, tim kami kerja siang malam jadi insyaallah clear. Insya Allah akan mencapai, saya tidak berani mengatakan di atas, tapi Rp 1.200 (triliun) insyaallah tercapai," ujar Bahlil.
Adapun realisasi investasi kuartal III-2022 mencapai Rp 307,8 triliun. Secara kumulatif sepanjang Januari-September 2022, investasi yang sudah masuk sebesar Rp 892,4 triliun atau 74,4% dari target Rp 1.200 triliun.
Secara geografis, realisasi investasi di luar Jawa sepanjang Januari-September 2022 mencapai 52,9% atau Rp 472,1 triliun, tumbuh 38,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Capaian itu lebih tinggi dibandingkan realisasi investasi di pulau Jawa yang hanya tumbuh 31,9% menjadi senilai Rp 420,3 triliun atau 47,1% dari target.
"Dalam survei, masyarakat yang paling bahagia itu di Maluku Utara karena ada investasi masuk. Kemudian Sulawesi Tengah itu juga pertumbuhan ekonominya di atas pertumbuhan nasional. Ini bukti kehadiran investasi dalam rangka penciptaan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan," imbuhnya.
Secara sektor, investasi sepanjang Januari-September 2022 paling banyak berasal dari industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 131,8 triliun. Lalu di sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp 97,6 triliun, pertambangan Rp 96,5 triliun, perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp 80,5 triliun, serta listrik, gas dan air Rp 68,6 triliun.
(aid/ara)