Sederet Tantangan Ekonomi Datang Keroyokan, RI Bisa Bertahan?

Sederet Tantangan Ekonomi Datang Keroyokan, RI Bisa Bertahan?

Ilyas Fadhillah - detikFinance
Jumat, 16 Des 2022 17:14 WIB
Suasana aktivitas bongkar muat di Jakarta International Container Terminal, Jakarta Utara, Rabu (5/9/2018). Aktivitas bongkar muat di pelabuhan tetap jalan di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpuruk. Begini suasananya.
Foto: Indonesia Economic Outlook 2023 National Seminar/Ist
Jakarta -

Tantangan ekonomi pada tahun depan diprediksi akan semakin banyak. Sanggupkah Indonesia bertahan menghadapi tantangan tersebut?

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengulas kondisi sosial ekonomi Indonesia pada awal pandemi tahun 2020, saat melemahnya perekonomian Indonesia. Beruntung pada akhir tahun 2021, Indonesia mulai bangkit dengan bantuan APBN sebagai shock absorber.

Hal itu dikatakan Suahasil di acara Indonesia Economic Outlook 2023 National Seminar berlangsung pada Rabu, 23 November 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun ini, Indonesia dihadapi dengan scarring effect akibat kondisi pandemi, ketegangan kondisi geopolitik, kenaikan inflasi harga, dan masalah lainnya. Untuk memperbaiki kondisi ini, Pemerintah melakukan pencarian sumber pertumbuhan ekonomi baru yang lebih sustainable, hilirisasi industri, pemberdayaan UMKM, perkembangan ekonomi digital, dan transisi ke green economy.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno, melihat potensi iklim pariwisata Indonesia di tahun 2022 dengan meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara. Perubahan tren pariwisata global yang mengarah pada digitalisasi turut berdampak bagi tren pariwisata Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Saat ini, Kementerian Pariwisata sedang mengutamakan quality tourism experience dan sustainable tourism enjoyment melalui peningkatan kualitas destinasi dan aktivasi saluran promosi pariwisata," ujar Sandi dalam keterangan tertulis, Jumat (16/12/2022).

Sementara itu, Faisal Basri, ekonom senior Indonesia, menyatakan jika tantangan global berupa konflik regional, perubahan iklim, pandemi Covid-19, eskalasi harga komoditas, dan kenaikan cost of living sudah semakin nyata.

Ia menegaskan bahwa prediksi ekonomi dunia tahun depan tidak mengalami resesi, meskipun beberapa negara maju mengalaminya.

Plt Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro BKF, Abdurohman, menjelaskan bahwa meningkatnya pasar ekspor daripada tahun lalu bisa berdampak ke consumer's good saat perekonomian dunia sedang tidak baik.

Ia juga menyatakan fokus utama pemerintah pada tahun 2023, tidak hanya pemulihan pasca Covid-19, tetapi juga mendorong pembangunan jangka panjang, perbaikan kualitas sumber daya manusia, perbaikan infrastruktur, performansi birokrasi, dan isu green economy.

Dari sudut pandangan peneliti, Fauziah Zen, berpendapat dengan adanya blessing in disguise, perdagangan Indonesia tidak terlalu terbuka ke dunia luar dan demografi yang besar membuat kebutuhan konsumsi bisa terpenuhi sendiri.

Ia optimis Indonesia tidak akan mengalami tahun seberat beberapa negara lainnya. Pemerintah harus memberikan efisiensi tanpa mengorbankan keadilan.




(zlf/zlf)

Hide Ads