Harga Kebutuhan Pokok Meningkat, Inkoppas Pastikan Ketersediaan Bapok Aman

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Minggu, 25 Des 2022 19:30 WIB
Foto: I Ketut Suardika/detikBali
Jakarta -

Menjelang Hari Raya Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru), seluruh kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga di berbagai daerah di Indonesia. Mengantisipasi hal tersebut, Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) melakukan monitoring ketersediaan bahan pokok (bapok) dan harga-harga di pasar.

"Monitoring komoditas kebutuhan pokok masyarakat ini dilakukan dengan mengetahui laporan dari para pedagang-pedagang terkait ketersediaan di lapak-lapak pasar," kata Ketua Hubungan Antar Lembaga Inkoppas Andrian Lame Muhar di kawasan Kebayoran (23/12/2022), dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (25/12/2022).

Menurutnya, kenaikan harga di hari-hari besar itu wajar, yang tidak wajar itu ketika barang yang dibutuhkan menjadi langka.

"Ini yang penting saya berharap tidak langka dulu, dan harga-harga lain juga masih normal seperti cabai, bawang merah jika ada kenaikan masih wajar, yang penting fokusnya barang- barang tersebut tidak langka dulu di pasaran, sehingga nanti jika ada kenaikan karena ada permintaan yang sangat banyak, minimal nanti akan turun kembali secara normal. Karena wajar jika kenaikan akan hari raya karena permintaan di pasaran akan meningkat, tapi akan turun kembali jika telah lewat," tuturnya.

Meski demikian, Andrian mengatakan untuk kebutuhan Nataru, bahan pokok di pasar masih aman. Namun, para pedagang masih berhati-hati dalam menjualnya.

"Kenapa berhati- hati? Karena pedagang kami masih melihat stabilitas stok mereka. Jangan sampai nanti banyak membeli dan dikeluarkan semua justru di bulan berikutnya tidak bisa jualan," ujarnya.

"Jadi sampai saat ini masih aman, tapi harga jadi tinggi karena kelangkaan barang-barang karena permintaan banyak, sehingga harga jadi tinggi tapi sampai saat ini stok aman," lanjutnya.

Andrian berpendapat, saat ini masih ada permasalahan di hulunisasi. Menurutnya, pemerintah masih belum menyelesaikan permasalahan hulunisasi dengan sergap. Salah satu contohnya adalah adanya perbedaan data beras dari Bulog dengan Kementerian Pertanian.

"Saya berharap Pemerintah memperhatikan hulunisasi tersebut, sehingga dari petani jika harus impor harus melihat data apakah kita kurang untuk bulan ini atau kurang tidak untuk tahun ini sehingga cepat diambil tindakan. Jika sudah menjadi langka dan harga sudah naik, maka akan terjadi ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah mengenai penstabilan harga-harga bahan pokok tersebut, " ucap Andrian.

Lebih lanjut, Andrian mengungkapkan ingin membantu pemerintah untuk menyalurkan kebutuhan pokok yang dibutuhkan ke lapak-lapak di pasar supaya tidak terjadi kelangkaan di pasar.

"Inkoppas sudah berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait kemudian dengan suplier-suplier dengan Bulog juga sudah berkomunikasi agar Inkoppas dilibatkan dan BUMN lain juga kami sudah berkomunikasi dan berkirim surat seperti dengan Berdikari dan lainnya agar Inkoppas dilibatkan dalam penyalurannya," ujar Andrian.




(dna/dna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork