Petani Tolak Rencana Impor Gula: Stok Cukup Sampai Tahun Depan

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Senin, 26 Des 2022 18:05 WIB
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Beberapa waktu lalu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah akan mengimpor 991 ribu ton gula kristal putih (GKP) tahun depan. Petani memberikan komentar soal hal ini.

Merespon hal ini, Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen mengatakan stok gula Indonesia masih cukup sampai tahun depan sehingga tidak perlu melakukan impor.

"Sudah cukup gula kita. Tanpa yang 500 ribu ton yang diizinkan kemarin sebenarnya sudah cukup," ucap Soemitro kepada detikcom, Senin (26/12/2022).

Ia menjelaskan, pada awal 2022 stok gula nasional ada 1,1 juta ton. Sebelumnya, pemerintah melakukan impor raw sugar atau gula mentah sebanyak 980 ribu ton dan white sugar sebanyak 150 ribu ton.

"Stok akhir 2021 yang jadi stok awal 2022 itu 1,1 juta juga. Berarti ada stok di awal tahun 2022 2,2 juta, ini berasal dari akhir 2021 terus impor raw sugar 980 ribu sama white sugar 150 ribu ton," ucapnya.

Stok gula tersebut belum ditambah dengan produksi gula dalam negeri. Soemitro menuturkan, produksi gula di Indonesia ini biasanya dimulai dari bulan Februari hingga bulan Mei. Di Medan, musim giling terjadi di bulan Februari. Lalu, di Lampung musim giling terjadi di bulan Maret-April, dan di Pulau Jawa musim giling terjadi di bulan April-Mei.

"Total produksi panenan kita menghasilkan 2,4 juta (ton). Kita sekarang di Desember, berapa gula kita dari awal Januari hingga Desember? Totalnya yaitu 2,2 (juta ton) impor dan stok ditambah produksi, kan begitu? Kan ada 4,6 juta (ton). Belum ditambah dengan gula rafinasi yang bocor," tutur Soemitro.

"Saya perkirakan bocornya 300 ribu atau 10%. Kalau ini dijumlahkan, dikonsumsi, beredar di konsumen kita 4,9 juta (ton). Minum kita berapa? 3 juta (ton). Berapa sisanya? 1,6 juta (ton) sisa stok kita Desember ini," lanjutnya.

Menurutnya, dengan sisa stok 1,6 juta ton gula di bulan Desember ini, maka tidak perlu lagi melakukan impor gula karena stoknya cukup hingga bulan Juni di tahun 2023 mendatang.

"Jadi kita punya stok 1,6 juta (ton), cukup sampai bulan Mei bahkan Juni. Karena kalau konsumsi kita 250 ribu ton per bulan maka 1,6 ini bisa untuk 6 bulan lebih," tuturnya.

"Kalau 500 ini masuk, maka ini ada 2 juta. Nah kalau 2 juta mau ditambah 991 (ribu ton), maka ini hampir 3 juta (ton) akan tersedia di tahun 2023. Ini kita belum bicara hasil panen 2023," tambahnya.

Soemirto kembali menegaskan bahwa pemerintah tidak perlu melakukan impor gula karena pasokan gula masih tersedia hingga tahun depan.

"Maka pas pemerintah mau mengeluarkan izin (impor) 500 ribu yang kemarin, sebetulnya nggak usah impor, yang 1,6 ini bisa diminum dikonsumsi untuk Januari-Mei, Mei kita sudah panen. Bahkan Februari itu Medan sudah panen, Maret-April Lampung panen, April-Mei Jawa sudah panen," kata Soemirto.



Simak Video "Video Pengacara Tom Lembong: Jaksa Tak Bisa Buktikan Aliran Dana di Kasus Impor Gula"

(zlf/zlf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork