Jakarta -
Manajemen Pusat Grosir Senen Jaya mengumumkan akan menutup Pasar Kue Subuh Senen yang berlokasi di Grosir Senen Jaya Blok 5 per 10 Februari 2023. Namun ternyata, pasar ini bukan ditutup permanen, melainkan direlokasi ke gedung baru.
Pasar legendaris ini sudah menempati lokasi tersebut sejak tahun 2017, setelah peristiwa kebakaran yang melanda lokasi pasar sebelumnya. Blok ini merupakan area semi outdoor non permanen yang beratapkan kanopi dan terpal di beberapa titiknya.
Salah seorang pedagang kue basah, Hiraki mengatakan, dirinya merasa tidak keberatan dengan rencana relokasi ini. Apalagi, ia mendengar kalau kondisi dan fasilitas di sana akan lebih nyaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum lihat juga sih, tapi katanya tempatnya lebih nyaman aja," kata Hiraki, saat ditemui detikcom, di Pasar Kue Subuh, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (11/01/2023).
Hiraki mengatakan, pasar ini sudah berpindah beberapa kali. Salah satu alasan kepindahannya ialah karena tragedi kebakaran. Lokasi yang akan ditempati para pedagang per 10 Februari ini merupakan gedung yang sebelumnya terbakar tersebut.
"Ini sebelumnya penampungan. Di sana kan dulu kebakaran, itu kan nggak mungkin ditempatin. Jadi kita dipindah sementara di sini, di tampung. Di sana dibangun sama Pemda. Abis jadi ya otomatis kita pindah lagi," ujar Hiraki.
Berbeda dengan Hiraki, Mamad, pedagang kue bolu di pasar tersebut agak sedikit khawatir dengan rencana kepindahan ini. Pasalnya, sepengalaman Mamad setiap berpindah tempat, akan terjadi penurunan pembeli yang cukup drastis hingga mencapai angka 50%.
"Sebenarnya sih masalah juga. Kadang-kadang habis pindah itu, ya pendapatan itu menurunnya drastis, nggak stabil. Kan pengunjungnya kadang-kadang jarang yang tahu kalau pindah. 50% mah sudah pasti menurun," katanya.
Mamad sendiri telah berjualan di Pasar Kue Subuh selama kurang lebih 20 tahun. Selama itu, pasar tersebut telah berpindah-pindah lokasi sebanyak 4 kali.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Jawaban senada juga diutarakan oleh Andi, salah satu pedagang kue basah di pasar tersebut. Ia juga mengkhawatirkan adanya penurunan jumlah pembeli saat lokasinya berpindah nanti.
"Sebetulnya nggak seneng ya. Kita mau lebaran, mau puasa. kalau pindah kan otomatis langganan nggak tahu kita di mana, nyari-nyari lagi. Kan yang jual barang ini bukan cuma kita aja," ujar Andi.
"Kalau orang belanja, kalau kita nggak ada dan di tempat lain ada, jadinya ke yang lain," tambahnya.
Apalagi, bagi para pedagang ini, momentum lebaran sangat dinanti-nantikan, mengingat permintaan kue akan meningkat tajam. Karena itulah, Andi berharap, pemindahan ini bisa dilakukan setelah lebaran.
Mengenai biaya sewanya, menurutnya, harga pasti akan naik setelah nanti para pedagang pindah lokasi. Namun dirinya belum mengetahui secara pasti berapa besarannya. Pihak manajemen sendiri belum memberikan surat resmi.
Omzet Pedagang Hingga Ratusan Juta Rupiah
Hiraki mengatakan, pasar ini terbilang cukup ramai pembeli, apalagi kalau akhir pekan. Salah satu yang membuatnya demikian ialah para pedagangnya yang sudah punya langganan tetap. Selain itu, pasar ini juga terkenal sebagai sentra kue basah di Jakarta.
Hiraki sendiri menjual aneka macam kue basah mulai dari lemper, pastel, hingga kue sus, dengan harga mulai dari Rp 1.000 per pcs. Ia mengaku, sebagian besar kue yang dijualnya ia produksi sendiri.
Kalau dikira-kira, per harinya minimal sekitar 3 ribu pcs kue basah produksinya terjual. Dari sana, perbulannya ia bisa mengantongi hingga Rp 100 juta.
"Kalau omzet bisa di Rp 100 juta (per bulan), omzet kotor ya. Belum dibagi karyawan, produksi dan segala macemnya," katanya.
Andi pun demikian. Ia juga mencatatkan omzet yang cukup besar. Dalam satu hari, dagangan Andi untuk kue basah per satuannya bisa laku hingga 600 ribu pcs. Ia mengambil dagangannya ini dari pemasok.
"Yang macam ini 600 semalem (bungkus mika). Kalau yang kue satuan, ya sekitar 600-700 ribu. Nggak pasti juga," kata Andi.
Andi sendiri sudah berjualan di Pasar Kue Subuh Senen selama 15 tahun. Dari perjalanannya itu, ia mendapat cukup banyak langganan. Diperkirakannya, dalam sehari, ia bisa meraup omzet hingga Rp 10 juta. Dengan kata lain, omzet bulanannya bisa mencapai Rp 300 juta per bulan.
"Minimal Rp 10 jutaan lah per malem. Kita ini sistemnya setor," katanya.