Apabila produksi beras RI surplus, Sudan mempertanyakan kemana larinya margin surplus tersebut. Pasalnya, dalam data tersebut, tidak dijelaskan secara lebih rinci menyangkut hal tersebut. Ditambah lagi, diketahui RI hingga saat ini masih terus mengambil langkah impor beras akibat kekurangan stok.
"Kalau surplus, kok harus ada impor?" ujar Sudin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan Syahrul Yasin Limpo mengatakan, perihal langkah impor beras ini telah sejalan dengan data yang ada. Data-data tersebut pula disajikan secara jelas oleh Badan Pusat Statistik.
"Produktivitas dan lain-lain harus pakai data. Dan data itu dari mana? BPS. Itu perintah Undang-Undang. Kalau nggak percaya data, percaya apa?," kata Syahrul kepada media, selepas acara.
Diketahui, hingga saat ini RI masih terus melakukan impor beras. Pemerintah telah menandatangani kontrak impor beras sebanyak 500 ribu ton. Pada Januari 2023, diperkirakan sebanyak 200 ribu ton beras akan memasuki Indonesia dan 300 ribu ton sisanya akan masuk pada Februari 2023.
(dna/dna)