Heboh 'Ngemis' Online Mandi Lumpur, TikTok Kecipratan Cuan?

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 19 Jan 2023 10:51 WIB
Viral TikTok mandi lumpur/Foto: Tangkapan layar viral TikTok
Jakarta -

Fenomena live TikTok sambil mandi lumpur belakangan mencuat. Warganet menyebut itu sebagai tren 'ngemis' gaya baru.

Dari aksi itu, para pembuat konten bisa mendapatkan gift atau hadiah dari para penonton. Gift bernilai sejumlah koin dan dapat ditukarkan dengan sejumlah uang tunai.

Salah satu content creator TikTok, Ghina mengatakan saat ini semakin banyak content creator yang melakukan hal-hal ekstrem di live TikTok demi menarik para penonton agar mendapat saweran.

"Jadi ini bukan cuma di TikTok, kayak di Nemo TV, dan aplikasi live streaming lainnya. Itu kayak gift, anggapannya kalau di real live itu sawer," kata Ghina kepada detikcom, ditulis Kamis (19/1/2023).

Di TikTok, ada harga dari setiap hadiah virtual yang diberikan. Harga 1 koin TikTok sekitar Rp 250 dan biasanya berupa gambar bunga mawar, kopi, atau kerucut es krim.

Untuk hadiah virtual bergambar singa memiliki 29.999 koin atau harganya sekitar Rp 7,4 juta, hadiah bergambar roket dan kastil fantasi nilainya kurang lebih Rp 5 juta atau setara 2.000 koin. Hadiah virtual paling mahal yakni TikTok Universe yang dibanderol senilai 34.999 koin atau seharga Rp8 juta.

Pemilik akun yang menayangkan video siaran langsung ini adalah @intan_komalasari92 yang memiliki 56.000 pengikut. Sejak 31 Desember 2022 hingga sekarang, akun ini setidaknya sudah 30 kali membuat konten "pengemis online".

Misalnya dalam satu kali live TikTok mendapatkan gift roket setara 2.000 koin, berarti 2.000 x Rp 250 x 30 = Rp 15 juta. Ini jika live TikTok setiap hari dalam satu bulan.

Bukan Hal Baru

Fenomena ini bukan hal baru. Pada Oktober 2022 keluarga pengungsi Suriah mengemis dengan cara live TikTok. Menurut penelusuran BBC, aplikasi asal China itu mengambil hasil hingga 70%.

"BBC melihat live menghasilkan hingga US$ 1.000 per jam, tetapi orang-orang di pengungsian hanya menerima sebagian kecil dari itu," tulis pemberitaan BBC.

Diketahui bahwa mengemis online di TikTok yang dilakukan keluarga Suriah difasilitasi oleh perantara TikTok yang menyediakan peralatannya. Perantara itu bekerja dengan agensi yang berafiliasi dengan TikTok di China dan Timur Tengah, kemudian memberi keluarga Suriah akses ke akun TikTok.

"Agensi-agensi ini adalah bagian dari strategi global TikTok untuk merekrut streaming langsung dan mendorong pengguna menghabiskan lebih banyak waktu di aplikasi," kata BBC.

Selama lima bulan BBC mengikuti 30 akun TikTok yang disiarkan langsung dari pengungsian Suriah dan membuat program komputer untuk mengorek informasi dari mereka. Hasilnya diketahui penonton sering menyumbangkan hadiah digital hingga US$ 1.000 per jam ke setiap akun, namun yang diterima hanya sebagian kecil dari jumlah itu.

BBC melakukan eksperimen untuk melacak ke mana uang itu pergi. Seorang reporter di Suriah menghubungi salah satu agensi yang berafiliasi dengan TikTok dengan mengatakan ia tinggal di pengungsian Suriah dan tidak lama memperoleh akun live TikTok.

Staf BBC di London mencoba memberikan gift senilai US$ 106 dari akun lain selama live TikTok berlangsung. Di akhir streaming saldo akun reporter tersebut hanya US$ 33, itu berarti TikTok telah mengambil 69% dari nilai hadiah.

Meski penonton hanya memberikan gift secara virtual, para pembuat konten bisa mengumpulkannya dan dapat ditukarkan dari aplikasi dengan uang tunai.

TikTok pun buka suara dan mengatakan akan mengambil langkah cepat terhadap yang mengeksploitasi pengemis. Perusahaan mengaku tidak mengizinkan jenis konten seperti itu di platformnya dan komisi dari gift digital disebut kurang dari 70%.

Lihat video 'Ramai Fenomena 'Ngemis Online', Anggota DPR: Menjual Harga Diri!':






(aid/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork