Provinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu daerah penghasil sawit terbesar di Tanah Air. Salah satu perusahaan yang memiliki luas areal perkebunan sawit besar di Kalteng ialah Wilmar Kalimantan Tengah (Central Kalimantan Project/CKP) yang meliputi 18 kebun, 10 pabrik, dan 7 PT.
Tak hanya berperan memproduksi kelapa sawit, Wilmar turut berkontribusi pada masyarakat dan lingkungan sekitar melalui berbagai program. Salah satunya restorasi area konservasi di High Conservation Value (HCV) yang berlokasi di kawasan PT Mentaya Sawit Mas (MSM), Kabupaten Kotawaringin Timur.
Diketahui, total luasan HCV PT MSM ini mencapai 3.879,99 hektare. Sejak 2017 lalu, Wilmar melakukan restorasi area HCV pada area reparian maupun area berhutan untuk mencegah erosi dan menyediakan koridor bagi satwa liar. Adapun di area PT MSM telah ditanam kurang lebih 30.000 pohon, sedangkan di kawasan CKP secara keseluruhan telah mencapai 170 ribu pohon.
Assistant Manager Conservation Wilmar Kalimantan Tengah, Moh Dasrial menyebut ada sekitar 400 spesies satwa di kawasan konservasi ini berdasarkan catatan penelitian pihaknya.
"Mulai dari jenis ikan-ikanan, reptil, amfibi, burung, dan mamalia. Kita setiap tahun melaporkan ke pihak Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) sebagai bentuk pemenuhan regulasi yang sudah berjalan d Wilmar region Kalteng," ungkap Dasrial dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Beberapa di antaranya meliputi satwa langka seperti beruang madu, serta burung pemangsa (raptor) yang juga berperan sebagai predator alami bagi hama perkebunan sawit, seperti tikus dan ular. Tercatat ada kurang lebih 16 spesies burung pemangsa yang ditemukan di kawasan konservasi ini, di antaranya adalah elang kelelawar, elang tikus, elap-alap jambul, dan lain-lain.
Dalam kunjungan ke area HCV Wilmar di Kalteng pada Rabu (8/2) lalu, detikcom juga menyempatkan diri menjajal area ecotrail di kawasan ini Adapun ecotrail ini berlokasi di Area HCV ID MSM1IDID2-4 Blok 015 dan 021.
Area ini dibuat untuk membantu pemantauan satwa liar, pengelolaan area konservasi, hingga sarana edukasi bagi anak sekolah. Dasrial mengungkap sepanjang 2022 lalu, pihaknya telah melakukan edukasi untuk sekolah yang menjadi bagian dari Yayasan Wilmar Bina Bangsa.
"Satu tahun kemarin kita fokus di internal sekolah kita. Tapi kemarin kita sudah komunikasi dengan pihak desa (untuk edukasi), mereka senang. Di sisi lain mereka juga punya tematik yang sesuai kurikulum. Kita akan ajarkan pentingnya konservasi sejak dini ini," terangnya.
Lebih lanjut, Senior Officer Conservation PT MSM, Forendadi Dundang menjelaskan ada beberapa materi edukasi yang bisa diberikan untuk anak SD. Mulai dari pengenalan tentang hutan, flora dan fauna, pengelolaan sampah, bahaya kebakaran hutan.
Pihaknya juga kerap melakukan sosialisasi tahunan terjadwal ke desa-desa sekitar untuk memberi tahu manfaat konservasi. Sekaligus memberikan rasa cinta dan kepedulian terhadap lingkungan.
Tak hanya itu, Wilmar juga melakukan pembuatan sumur bor yang di sebelah embung air. Ia berfungsi sebagai penyedia air di kala terjadi kebakaran.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>
(akn/hns)