Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Bambang Sugiharto menyampaikan kapulaga menjadi salah satu komoditas tanaman obat yang diminati di mancanegara, terlebih lagi kapulaga putih yang hanya bisa ditemukan di Indonesia.
"Kapulaga ini banyak sekali peminatnya, salah satunya Belanda. Tapi memang masih belum banyak eksportir kapulaga. Oleh karena itu, saya apresiasi sekali CV Suwarna Indosemesta karena telah ekspor kapulaga putih minimal 20 kontainer atau sekitar 250 ton per bulannya," kata Bambang dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat (17/2/2023).
Bambang menambahkan Ditjen Hortikultura akan memaksimalkan program Kampung Tanaman Obat untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah kapulaga, sehingga dapat memenuhi standar kualitas dan kuantitas dari perusahaan eksportir.
"Ada sekitar 450 hektare pertanaman kapulaga di Kampung Tanaman Obat seluruh Indonesia. Ke depannya, kami akan ajak para eksportir untuk mengunjungi kampung-kampung tersebut dan memberikan workshop kepada para petani. Harapannya, dapat menjalin kemitraan untuk menjadi offtaker dari para petani kapulaga di Indonesia," tutur Bambang.
Direktur CV Suwarna Indosemesta Yunita Gunawanto mengungkapkan nilai ekspor kapulaga putih kali ini mencapai Rp 1,5 miliar.
"Hari ini, kami ekspor 2 kontainer dengan total 25 ton. Nilai ekspornya mencapai 750 juta Rupiah per kontainer karena harga per kilogramnya di angka 60 ribu Rupiah," ungkap Yunita.
Yunita mengatakan pihaknya sudah rutin mengekspor kapulaga putih, sekitar 4 kontainer per minggu. Namun, lanjutnya, suplai barang saat ini masih belum stabil. Ditambah fluktuasi harga kapulaga membuat barang yang dijanjikan tidak datang.
"Masih sulit menemukan pemasok barang yang berkomitmen. Untuk itu, saya berharap dukungan dari Kementerian Pertanian untuk menaruh perhatian lebih kepada petani tanaman obat agar kualitas dan kuantitasnya dapat meningkat. Karena permintaan tanaman obat dari luar sangat tinggi," ujat Yunita.
(ega/ega)