Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menyebutkan bahwa ada beberapa tantangan besar bagi tenaga kerja Indonesia. Hal ini disampaikan dalam acara HUT ke-50 Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia, di Balai Sarbini, Jakarta Selatan.
Pertama, banyaknya pekerjaan-pekerjaan baru yang diiringi oleh kebutuhan kompetensi baru yang harus dikuasai oleh tenaga kerja. Selain menjadi peluang, ternyata hal tersebut merupakan tantangan besar bagi Indonesia.
"Ini merupakan tantangan besar bagi Indonesia karena dalam waktu singkat kita harus bisa membekali para pekerja kita dengan skill dan kompetensi yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan pasar dan industri yang dinamis," tuturnya ketika menyampaikan sambutannya, Senin (20/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini mayoritas angkatan kerja di Indonesia masih berpendidikan SMP ke bawah ditambah dengan produktivitas yang masih tertinggal dari negara-negara pesaing. Selain itu, ia juga menuturkan bahwa kemampuan dan daya saing digital Indonesia masih rendah.
"Dari sisi digital capital, data menunjukkan masih rendahnya skill dan daya saing digital Indonesia. Data World Digital Competitiveness Ranking pada tahun 2021 menunjukkan Indonesia berada di peringkat 53 dari 64 negara," paparnya.
Kedua, adanya bonus demografi. Selain menjadi tantangan, bonus demografi juga bisa menjadi peluang besar bagi Indonesia.
Puncak bonus demografi Indonesia diperkirakan antara tahun 2025 hingga 2030. Adapun jumlah usia produktif Indonesia mencapai 67%.
"Hal ini merupakan peluang besar, syaratnya penduduk usia produktif kita harus memiliki skill dan kompetensi untuk bisa produktif dan bersaing di tingkat global," ujarnya.
"Jika kita mampu memanfaatkan bonus demografi, maka perekonomian kita akan tumbuh dengan pesat, tetapi jika kita tidak mampu mengelola, justru bonus demografi akan menjadi beban dan masalah bagi indonesia," tambahnya.
(dna/dna)