Riset Amazon: Pekerja dengan Skill Ini Sumbang Rp 621 T ke PDB Per Tahun

Riset Amazon: Pekerja dengan Skill Ini Sumbang Rp 621 T ke PDB Per Tahun

Ahmad Syahri Wijayanto - detikFinance
Kamis, 23 Feb 2023 16:46 WIB
Ilustrasi teknologi digital
Foto: shutterstock

Dengan semakin banyaknya organisasi yang bersiap-siap untuk menghadapi tantangan di masa depan digital, dalam riset ini Gallup menyoroti 10 teknologi terbaru termasuk AI, komputasi edge dan kuantum, blockchain, dan cryptocurrency. Delapan puluh-lima (85) persen pemberi kerja di Indonesia mengatakan bahwa setidaknya satu dari 10 teknologi ini akan menjadi bagian standar dari operasional bisnis mereka di masa depan, dan 5G menjadi teknologi yang paling banyak dipilih yakni sebesar 74%.

"Di Indonesia tengah terjadi transformasi digital yang mengubah cara manusia bekerja hingga cara mereka hidup. Riset ini menunjukkan bahwa keterampilan digital menciptakan nilai ekonomi yang amat besar di tingkat individu, organisasi, hingga makro ekonomi," terang Ekonom Utama Gallup, Dr. Jonathan Rothwell.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seiring dengan bertambahnya organisasi dan perusahaan yang memindahkan sistem TI mereka ke cloud sepanjang dekade yang akan datang, dan teknologi baru terus bermunculan, digitalisasi akan mendorong penciptaan lapangan pekerjaan baru dalam jumlah yang besar. Peluang Indonesia di tengah kompetisi ekonomi digital bergantung pada keberadaan tenaga kerja yang mumpuni dan berketerampilan tinggi, yang akan mendorong laju inovasi, saat ini dan nanti," sambungnya.

Saat ini di seluruh dunia sedang terjadi percepatan transformasi digital dalam bisnis dan lembaga pemerintah, sehingga permintaan akan pekerja digital dengan keterampilan tingkat tinggi akan tetap tinggi di tahun-tahun mendatang. Dalam survei yang dilakukan untuk riset ini, 84% pemberi kerja Indonesia melaporkan bahwa mereka ingin mengisi pos-pos pekerjaan yang mensyaratkan keterampilan digital, tetapi 86% mengaku kesulitan untuk menemukan talenta yang mereka butuhkan.

ADVERTISEMENT

Di antara hal yang menjadi penghambat adalah 50% organisasi di Indonesia lebih memilih pelamar dengan gelar sarjana, bahkan untuk posisi staf TI tingkat pemula. Namun, banyak yang mulai menyadari bahwa tantangan dalam perekrutan ini dapat diatasi dengan menerima sertifikasi industri yang diajukan pelamar. Sebanyak 88% pemberi kerja setuju bahwa sertifikasi digital atau kursus pelatihan dapat diterima sebagai pengganti gelar sarjana.


(fdl/fdl)

Hide Ads