Kedatangan kapal-kapal raksasa seperti Von Humboldt pada akhir tahun lalu memacu Jakarta International Container Terminal (JICT) memodernisasi diri. Kapal berkapasitas 16 ribu TEUs ini merupakan salah satu kapal terbesar di dunia yang pernah sandar di pelabuhan Indonesia.
Kapal yang memiliki panjang 396 meter atau hampir empat kali lapangan sepak bola dengan bobot 186.470 DWT ini dibuat Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering, salah satu dari tiga pembuat kapal terbesar di Korea Selatan.
Dua galangan kapal lainnya adalah Hyundai dan Samsung. Von Humboldt yang diluncurkan di Hamburg, Jerman, pada Mei 2013 ini memiliki rute pelayaran langsung Amerika Serikat-Indonesia. "Hal ini menguatkan posisi JICT sebagai pelabuhan peti kemas internasional yang menjadi pilihan pelanggan," ujar Wakil Direktur Utama JICT Budi Cahyono.
Presiden Direktur CMA CGM Indonesia John Lim mengatakan kapal-kapalnya akan memfasilitasi pengiriman barang dari Indonesia ke Amerika dan sebaliknya.
"Layanan ini diutamakan guna memfasilitasi pertumbuhan volume perdagangan antara Indonesia dengan Amerika, dan mengantisipasi pertumbuhan ekspor sebesar dua digit pada akhir tahun 2022," ujar John saat menyambut kedatangan Alexander Von Humboldt.
Perdagangan Indonesia-Amerika Serikat memang terus bertumbuh. Selain itu, Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor kedua terbesar Indonesia, setelah China. Di tengah krisis global saat ini, ekspor Indonesia ke Negeri Abang Sam pada Januari-November 2022 masih tumbuh 13,02 persen menjadi US$26,14 miliar. Bahkan, pada periode yang sama tahun sebelumnya, ekspor Indonesia meningkat sampai 38,4 persen.
Karena itu, kedatangan kapal-kapal raksasa seperti Von Humboldt mengharuskan JICT terus memodernisasi diri. Juni lalu, JICT mendatangkan dua QCC (Quay Container Crane) jenis Super Post Panamax buatan Sany Marine Heavy Industry, salah satu produsen derek terkemuka asal China. Alat yang memiliki jangkauan 65 meter dan kapasitas sampai 65 ton ini juga sangat efisien dalam konsumsi bahan bakarnya.
Peralatan baru yang dipasang di dermaga ini akan menggantikan 2 unit QCC lama yang sudah melayani delapan dermaga yang dimiliki JICT. Tambahan peralatan dengan investasi US$15 juta (Rp230 miliar) tersebut otomatis akan meningkatkan produktivitas JICT. "Kami percaya JICT mampu mempertahankan posisi sebagai gerbang utama ekspor-impor Indonesia," kata Direktur Utama JICT Ade Hartono dalam sambutannya ketika menerima dua QCC tersebut.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi, mengatakan, tambahan crane baru tersebut akan dapat meningkatkan level of service JICT. "Kualitas dan produktivitas arus barang akan meningkat. Layanan JICT juga akan lebih cepat. Hal ini akan menguntungkan para pengguna jasa," kata Wakil Presiden Direktur Interport, anak perusahaan Indika Energy ini.
(fdl/fdl)