3. Beda Tambak Udang Modern dengan Tradisional
Trenggono menjelaskan apa perbedaan dari tambak udang modern di Kebumen dengan tambak tradisional. Menurutnya, tambak udang modern dengan konsep berbasis kawasan ini memikirkan proses kebersihan dari air hingga benur yang akan dibudidaya.
Kebersihan dan sterilisasi itu dilakukan karena budidaya udang ini lebih sensitif dengan virus atau penyakit. Trenggono pun buka-bukaan proses sterilisasi tersebut yang dimulai dari penyaringan dan sterilisasi air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian sebelum ditebar di kolam, benur udang terlebih dahulu juga dicek apakah mengandung penyakit atau tidak. Istilah yang digunakan KKP adalah dengan cara budidaya ikan yang baik (CBIB).
"Benur yang mau ditabur itu juga harus dipastikan benurnya tidak mengandung penyakit, di PCR juga, ini lebih ke prosedur," lanjutnya.
Selain itu, hasil limbah dari bekas budidaya udang tersebut juga akan dimanfaatkan. Maka, ada alat yang menyaring limbah tersebut. Trenggono mengatakan limbah budidaya udang bisa diolah untuk pupuk.
"Air yang selesai budidaya ini harus mengalir ke instalasi pengolahan limbah. Sebelum dia masuk ke laut dipastikan airnya itu bersih, nah kotoran limbah nya ini yang bisa kita tampung tadi bisa diproses sebagai pupuk dan macam-macam," ungkapnya.
Menurut Trenggono, tambak tradisional sendiri tidak memikirkan pengecekan terhadap air hingga kesehatan udang atau benur. Padahal budidaya udang disebut menjadi yang rawan dengan adanya virus.
"Budidaya yang tradisional itu cenderung abai tidak ada checking air yang untuk budidaya, tidak ada checking bibit, checking pakan bahkan pakan kadang dikasih kadang tidak yang menyebabkan produktivitas udang menjadi kuntet berpenyakit dan sebagainya yang bisa terjadi," pungkasnya.
Simak Video "Video Gelombang Penolakan Pembangunan Tambak Udang di Sukabumi"
[Gambas:Video 20detik]
(ada/zlf)