Dibayangi Inflasi
Anggota Dewan Komisioner LPS, Didik Madiyono mengungkapkan inflasi AS yang dulu sempat menyentuh 9% dan kini mulai turun 6,4%. Demikian pula inflasi di Eropa yang sempat menyentuh double-digit kini juga mulai mengalami penurunan.
Meskipun inflasi telah mengalami penurunan, kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh bank sentral global masih belum berakhir. The Fed masih terus melanjutkan kenaikan suku bunga acuan dengan suku bunga acuan terakhir berada di level 4,75%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Stance Gubernur The Fed masih cukup hawkish dan diperkirakan masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga untuk menurunkan inflasi. Demikian pula dengan European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE) yang juga diperkirakan masih melanjutkan kebijakan kenaikan suku bunga," kata Didik.
Tahun ini ekonomi global diperkirakan melambat meskipun tidak separah yang diperkirakan sebelumnya. Bahkan, kita sebenarnya bisa melihat bahwa ekonomi global di tahun ini masih akan tumbuh positif berdasarkan prediksi berbagai lembaga internasional.
Dari ketidakpastian yang masih tinggi di tingkat global, satu kabar baiknya, ekonomi Indonesia cukup resilien dalam menghadapi berbagai ketidakpastian tersebut. Menurut Didik, kita dapat melihat bahwa tahun 2022 yang lalu, ekonomi kita mampu tumbuh 5,31%.
"Pencapaian ini merupakan salah satu yang terbaik di antara negara-negara anggota G20. Di tahun 2023 ini, momentum pemulihan ekonomi kita diperkirakan juga masih akan berlanjut. Berbagai lembaga internasional masih memperkirakan ekonomi kita akan tumbuh mendekati 5%," ujar dia.
Menurut dia kunci dari resiliensi ekonomi domestik kita terhadap berbagai guncangan eksternal adalah porsi konsumsi kita yang sangat besar dan porsi ekspor yang relatif kecil jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Konsumsi swasta di Indonesia mencakup 52,81% dari PDB kuartal IV-2022, sedangkan porsi ekspor di waktu yang sama sebesar 24,72%. Kondisi seperti ini menyebabkan guncangan yang terjadi di tingkat global dapat diredam oleh solidnya ekonomi domestik.
"Contoh lain yang menunjukkan kuatnya daya tahan ekonomi Indonesia adalah ketika terjadi krisis keuangan global di tahun 2008-2009. Kala itu pada tahun 2009, ketika ekonomi dunia tumbuh -0,1%, ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh 4,7%," jelas Didik.
Simak Video "Jokowi Minta Masyarakat Belanja Sebanyak-banyaknya!"
[Gambas:Video 20detik]
(kil/ara)