Sebanyak 69 pegawai Kementerian Keuangan terindikasi punya harta tak wajar dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Dari jumlah tersebut, 29 pegawai statusnya berisiko tinggi.
"69 itu dari PPATK atau dari Kami? Saya tegaskan itu dari Kemenkeu. Irjen mengidentifikasikan, sebetulnya 27+2 untuk yang risiko tinggi, jadi 29 orang. Plus 60+8, 68 pegawai yang risikonya menengah. Jadi jumlahnya lebih banyak sebetulnya," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Sabtu (11/3/2023).
Adapun proses investigasi ditargetkan selesai pekan depan. Hasilnya akan dilaporkan ke Sri Mulyani oleh Irjen Kemenkeu.
"Jadi sampai dengan minggu depan kita akan selesaikan seluruh investigasi tambahan terhadap semua pegawai yang masuk dalam profil risiko tinggi maupun menengah, 69, dan nanti pak Irjen akan lapor ke saya bagaimana data-data dan klarifikasi yang diperoleh," bebernya.
Menurutnya, Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mengidentifikasi pekan ini. Kementerian Keuangan memanggil pegawai dengan profil risiko tinggi dan menengah.
"Hari ini sudah seminggu ini Irjen kemudian semakin memperdalam dan memanggul semua pegawai yang masuk di dalam profil risiko tinggi dan menengah," lanjutnya.
Untuk pegawai dengan risiko rendah, Kementerian Keuangan bukannya tidak memperhatikan. Namun menurut Sri Mulyani, pihaknya saat ini fokus untuk menangani profil risiko tinggi dan menengah.
"Risiko rendah bukannya kita tidak perhatikan, tapi resource-nya sekarang fokus kejar-kejaran dengan waktu karena masyarakat ingin tahu langkah proaktif Kemenkeu," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani mengingatkan pegawai Kementerian Keuangan memperhatikan asas kepatutan dan kepantasan. Meskipun harta yang mereka dapatkan sumbernya halal.
"Makanya dalam berbagai komunikasi saya sampaikan, walaupun uang itu halal kalau dianggap tidak patut oleh masyarakat bertindak seperti itu, kami dari Kemenkeu juga minta seluruh jajaran Kemenkeu untuk memperhatikan asas kepatuhan dan kepantasan," pungkasnya.
Simak Video "Apesnya Rafael Alun Dipecat dari Kemenkeu Gegara Sembunyikan Harta"
(ara/ara)