Deretan Perusahaan Ini Masih Untung Gede, tapi Kok PHK Karyawan?

Deretan Perusahaan Ini Masih Untung Gede, tapi Kok PHK Karyawan?

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 25 Mar 2023 13:30 WIB
NEW YORK, NY - MAY 2: The Microsoft logo is illuminated on a wall during a Microsoft launch event to introduce the new Microsoft Surface laptop and Windows 10 S operating system, May 2, 2017 in New York City. The Windows 10 S operating system is geared toward the education market and is Microsofts answer to Googles Chrome OS. (Photo by Drew Angerer/Getty Images)
Foto: Drew Angerer/Getty Images
Jakarta -

Dunia tenaga kerja tengah di landa pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh perusahaan besar di dunia. Perusahaan itu di antaranya raksasa teknologi global dari Microsoft dan Google, Amazon, SAP, Dell.

Deretan perusahaan itu telah menghentikan ribuan karyawannya dengan alasan pertumbuhan ekonomi yang melambat akibat pandemi COVID-19. Perusahaan Jasa Keuangan, Jefferies mengatakan bahwa pengurangan karyawan yang dilakukan perusahaan akibat dari perekrutan besar-besaran saat pandemi COVID-19 lalu.

Mengutip CNBC, Sabtu (25/3/2023), sulit mempertahankan karyawan di tengah melambatnya ekonomi dunia, PHK menjadi jalan keluar perusahaan untuk mengurangi beban perusahaan. Namun di sisi lain, berdasarkan laporan keuangan, sebagian besar perusahaan tersebut masih mengalami keuntungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daftar Perusahaan yang PHK tapi Masih Untung:

Microsoft

Perusahaan teknologi ini membukukan laba bersih US$ 16,4 miliar untuk kuartal yang berakhir 31 Desember. Angka itu turun 8% dari tahun lalu. Bisnis cloud-nya mendorong hasil, dengan pendapatan Microsoft Cloud sebesar US$ 27,1 miliar, naik 22% dari tahun ke tahun.

ADVERTISEMENT

CEO Microsoft Satya Nadella juga melaporkan pendapatan perusahaan selama 2022. Catatannya, Microsoft mengumpulkan pendapatan tahunan US$ 198 miliar dan pendapatan operasional US$ 83 miliar pada 2022.

"Microsoft Cloud juga melampaui US$ 100 miliar dalam pendapatan tahunan untuk pertama kalinya," katanya dalam laporan tahun fiskal 2022.

Meskipun demikian, Microsoft mengumumkan untuk melakukan PHK pada Januari 2021. Jumlah karyawan yang dihentikan adalah 10.000 pekerja. Alasan pengurangan itu untuk persiapan perusahaan menghadapi ekonomi yang akan melambat.

Alfabet, induk dari Google

Alfabet induk Google mengumumkan pada Januari 2021 lalu memangkas 12.000 pekerja. Perusahaan kehilangan pendapatan dan pendapatan pada kuartal keempat, tetapi berhasil menambah pertumbuhan pendapatan tahun-ke-tahun 1% untuk kuartal yang berakhir Desember.

CFO Alfabet Ruth Porat juga mengatakan akan menunda perekrutan karyawan baru. Tujuannya dalam upaya untuk menghasilkan profit yang lebih menguntungkan dalam jangka panjang.

Amazon

Amazon memberhentikan lebih dari 18.000 karyawan pada bulan Januari dan akan memberhentikan 9.000 pekerja lagi dalam di beberapa minggu mendatang ini. Padahal pendapatan perusahaan pada kuartal terakhir 2022 tercatat mengalami peningkatan.

Pendapatan bersih Amazon naik 9% menjadi US$ 149,2 miliar pada kuartal tersebut. Sementara pendapatan operasional pada kuartal yang sama turun menjadi US$ 2,7 miliar, dibandingkan dengan US$ 3,5 miliar tahun lalu.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

SAP

SAP Jerman mengatakan pendapatan meningkat 24% dari tahun lalu. Perusahaan perangkat lunak perusahaan juga kembali ke pertumbuhan laba operasi positif sebesar 2%.

Namun, SAP mengumumkan pada bulan Januari bahwa mereka memangkas hingga 3.000 pekerjaan. Pemangkasan ini dalam rangka mengurangi beban perusahaan demi meningkatkan keuntungan atau laba sebesar dua digit pada tahun 2023.

Sea Group

Raksasa teknologi yang berbasis di Singapura, Sea Group melaporkan laba bersih sebesar US$ 422,8 juta pada kuartal keempat tahun 2022. Beberapa hari kemudian, unit e-commerce Shopee di Indonesia itu melakukan PHK kepada 500 karyawan tetap dan kontrak.

Tidak hanya di tahun ini saja, pada 2022 perusahaan dilaporkan telah memangkas lebih dari 7.000 pekerjaan atau sekitar 10% dari tenaga kerjanya.

Dell

Dell membukukan rekor pendapatan sebesar US$ 102,3 miliar pada tahun fiskal 2023 yang berakhir pada 3 Februari. Angka itu naik 1% dari tahun sebelumnya. Pendapatan operasional untuk tahun ini naik 24% menjadi US$ 5,77 miliar.

Namun, pada bulan Februari perusahaan mengumumkan rencana untuk memberhentikan 5% tenaga kerjanya atau sekitar 6.650 pekerja. Pengurangan jumlah karyawan dilakukan dalam upaya memperkuat kondisi perusahaan di tengah ketidakpastian ekonomi yang menurun.

Apple

Apple telah menghindari PHK massal sejauh ini, setelah merekrut dengan kecepatan yang lebih lambat daripada Google, Amazon, Microsoft, dan Meta. Namun pembuat iPhone itu juga terlihat mengencangkan ikat pinggangnya.

Perusahaan dilaporkan menunda bonus untuk beberapa karyawan pada bulan Maret. Selain itu perekrutan perusahaan juga ditunda untuk bulan ini.

Tak ada desas desus PHK, hanya saja Apple memberhentikan karyawan kontrak pada bulan Agustus, menurut laporan Bloomberg.

Perusahaan teknologi lain di Asia juga tidak luput dari keputusan PHK, seperti GoTo Group Indonesia, Sea Group Singapura, Carousell, Foodpanda, dan Naver Korea Selatan dan Kakao.


Hide Ads