Serikat Buruh Ancam Pidanakan Oknum Nakal, Buntut Buruh Diminta Staycation Demi Kontrak

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Minggu, 07 Mei 2023 21:02 WIB
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Ketua Partai Buruh Said Iqbal menyampaikan bahwa saat ini pihaknya telah membentuk tim investigasi dan tengah melakukan penyelidikan atas kasus viral buruh diminta untuk staycation (menginap di hotel) bersama atasan jika ingin kontrak kerja diperpanjang.

Tidak tanggung-tanggung, Said menjelaskan bahwa partai buruh bahkan siap mempidanakan oknum-oknum terkait kasus tersebut bila memang terbukti bersalah.

"Partai buruh mengecam staycation dan akan mempidanakan oknum perusahaan itu," ungkap Ketua Partai Buruh Said Iqbal kepada detikcom, Minggu (7/5/2023).

Di luar itu, Said juga menyampaikan kepada para korban lainnya agar mau melapor bila menerima perlakukan serupa. Hal ini perlu dilakukan agar partai buruh atau pihak berwajib dapat menindaklanjuti kasus tersebut

"(Dengan adanya laporan tersebut) kita ingin penyelesaian yang terbaik. Kalau ada pidana, dipenjara. Kalau perusahaan melindungi oknum itu, kita lawan," tegasnya lagi.

Meski begitu, untuk kasus viral kali ini Said mengaku bahwa saat ini partai buruh tengah menyelidiki kasus tersebut dengan hati-hati. Hal ini dimaksudkan agar tidak merusak citra baik perusahaan yang bersangkutan.

Sebab menurutnya peristiwa ini terjadi atas perilaku oknum yang tidak bertanggung jawab, bukan perusahaan terkait secara keseluruhan. Menurutnya jangan sampai masyarakat mengira bahwa staycation tersebut merupakan kebijakan perusahaan.

Ditakutkan, dengan adanya kejadian ini citra perusahaan menjadi rusak dan menyebabkan turunnya permintaan atas barang/produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut sehingga dapat menyebabkan PHK masal seperti yang sudah terjadi di sejumlah perusahaan belakangan ini.

"Tetapi dalam penyebutan nama perusahaan, hati-hati. Kalau corporate image-nya jatuh, ordernya akan turun, kalau ordernya turun dari buyer dia akan ada PHK," kata Said.

"Jangan sampai karena oknum perusahaan, (citra) perusahaan itu jadi tercemar. Yang rugi kan anggota kami juga (para buruh)," jelasnya lagi.




(dna/dna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork