Jakarta -
Harga telur ayam naik gila-gilaan hingga Rp 38.000-40.000 per kilogram (kg). Angka itu merupakan kenaikan harga telur ayam di wilayah Indonesia Timur.
Harga telur ayam di kawasan Jabodetabek juga naik, kini di kisaran Rp 31.000-34.000 per kg. Hal ini diungkapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI).
"Jabodetabek di kisaran Rp 31.000-34.000 per kg, di luar jawa atau wilayah timur 38.000/kg bahkan lebih dari 40.000/kg," kata Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (19/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga telur ayam naik karena dua hal, pertama karena faktor produksi yaitu harga pakan yang tinggi. Kedua, proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan yang biasanya didistribusikan ke pasar tetapi banyak pihak yang melakukan pendistribusian di luar pasar atau permintaan di luar pasar, sehingga pasokan dan permintaan di pasar terganggu dan menyebabkan harga terus merangkak naik.
"Dua hal ini kami berharap agar pemerintah dapat melakukan upaya dan antisipasi agar kenaikan harga telur tidak terus naik. Sebagai catatan bahwa kami melihat ada beberapa permintaan yang cukup tinggi di beberapa instansi atau beberapa elemen atau beberapa lembaga, atau perorangan sehingga supply di pasar terganggu," tutupnya.
Pekerja mengangkut telur ayam di Pasar Induk Rau Kota Serang, Banten, Rabu (17/5/2023). Menurut pedagang harga telur ayam naik sejak sepekan terakhir dari Rp23 ribu menjadi Rp34 ribu per kilogram akibat pasokan berkurang sementara permintaan naik. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman |
Dalam panel harga pangan milik Badan Pangan Nasional, harga rata-rata telur ayam secara nasional di level Rp 30.080/kg. Harga rata-rata telur ayam di DKI Jakarta tembus Rp 31.820/kg, tertinggi di Kabupaten Kepulauan Seribu mencapai Rp 33.000/kg. Sementara yang lainnya seperti Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat harga telur naik Rp 32.000/kg.
Harga telur ayam mencapai Rp 40.000 di Nusa Tenggara Timur tepatnya di Kabupaten Rote Ndao. Kemudian harga telur ayam di Kota Bontang, Kalimantan Timur tembus Rp 41.000/kg, dan di Maluku harga telur ayam juga tembus Rp 40.000/kg.
Apa langkah pemerintah? Cek halaman berikutnya.
Apa Upaya Pemerintah?
Untuk menekan harga telur yang saat ini meningkat, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, upaya yang dilakukan melalui program strategis seperti pelaksanaan bantuan pangan telur dan daging ayam, pemantauan pergerakan harga di seluruh provinsi dan kabupaten/kota, serta fasilitasi distribusi jagung ke daerah sentra peternakan untuk menjaga harga pakan.
Menurut Arief, hal ini dilakukan agar terwujud keseimbangan harga dari hulu hingga hilir sehingga menjaga keberlanjutan tumbuhnya ekosistem telur nasional.
Ia memastikan, untuk mewujudkan keseimbangan tersebut pemerintah secara bertahap menjalankan berbagai program strategis. Seperti penyaluran bantuan telur dan daging ayam untuk Keluarga Risiko Stunting (KRS), di mana program ini secara efektif menyerap telur dan daging ayam yang dihasilkan peternak mandiri dengan harga yang baik untuk disalurkan guna menurunkan angka stunting.
"Saat ini pemerintah sedang menjalankan program bantuan untuk 1,4 juta KRS di 7 provinsi dengan memberikan telur ayam 1 pack dan 1 ekor daging ayam karkas bersama ID FOOD, Holding BUMN Pangan. Program ini akan berjalan selama tiga bulan. Mulai April sampai Juni 2023," ujarnya.
Lebih lanjut Arief mengatakan, untuk memastikan dilakukannya langkah mitigasi yang cepat, NFA melalui aplikasi Panel Harga Pangan dengan enumerator yang tersebar di 514 kabupaten/kota, terus melakukan monitoring dan pemantauan pergerakan harga telur di seluruh provinsi dan kabupaten/kota setiap hari.
"Kita pantau terus pergerakan harganya setiap hari. Apabila ada indikasi kenaikan harga baik di tingkat produsen dan konsumen kita lakukan intervensi. Seperti saat harga di tingkat produsen jatuh kita langsung minta BUMN Pangan serap dengan harga yang baik untuk kebutuhan bantuan pangan atau Cadangan Pangan Pemerintah (CPP)," terangnya.
"Apabila kondisi harga di produsen naik, kita cek jika masalahnya di harga pakan yang tinggi, kita upayakan untuk fasilitasi pendistribusian pangan komoditas jagung dari sentra produksi ke titik yang membutuhkan pasokan jagung untuk stabilkan harga pakan," lanjutnya.
Menurutnya, saat ini NFA secara konsisten melakukan fasilitasi distribusi jagung dari Gapoktan di sentra produksi seperti NTB dan Sulawesi Selatan ke peternak pulau Jawa, seperti Blitar, Kendal, Solo Raya, dan Lampung. Sampai dengan saat ini telah dilakukan fasilitasi distribusi jagung sebanyak 4,4 juta kg.
"Untuk menjaga keseimbangan harga telur maka upaya yang dilakukan harus menyeluruh, dari mulai memastikan stabilitas pasokan harga komoditas pakan di hulu hingga biaya logistik di hilir. Tentunya itu memerlukan sinergi dan kerja bersama," pungkasnya.