Keluhannya ini kemudian direspons oleh manajemen JCO melalui Instagram. Pihak JCO ingin mem-follow up terkait kasus tersebut dan meminta data diri pembeli supaya lebih mudah untuk dihubungi lebih lanjut.
Akan tetapi, pembeli tersebut enggan memproses lebih lanjut. Ia hanya menyayangkan pegawai yang tidak berkata jujur soal paket yang dijualnya. Ia berharap, ke depannya pelayanan JCO dapat lebih baik lagi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi karena di sini gua kan tidak merasa dirugikan secara material ya, gua cuman kesel aja kenapa si mas-masanya itu harus bohong tentang harga J.CO satu lusin yang sebenarnya," tutur akun @sy****.
Ia mengaku tidak ada maksud tujuan untuk mengambil keuntungan apapun dengan meng-upload keluhannya di TikTok. Dirinya hanya tidak ingin konsumen lain merasa ditipu ketika belanja di J.CO.
"Tidak ada yang perlu di-follow up ke saya. Perbaiki aja service-nya agar konsumen tidak merasa diakalin setiap kali belanja di JCO," tambahnya.
Apa itu Upselling?
Banyak yang mengira bahwa hal tersebut adalah upselling, namun sebenarnya hal itu adalah salah satu contoh cross selling yang dilakukan oleh penjual. Menurut Kamakura yang dikutip dalam repository Universitas Sriwijaya (Unsri) oleh Muhammad Ihsan, arti cross selling adalah teknik untuk meningkatkan penjualan dengan membuat pembeli yang membeli satu produk, menjadi membeli banyak produk/layanan. Praktik cross selling diterapkan selama proses pembelian dengan pelanggan.
Contohnya, kita ingin membeli sebuah burger di restoran cepat saji. Saat akan melakukan pembayaran, kasir akan bertanya apakah kita ingin menambahkan kentang goreng, milkshake atau minuman soda untuk dinikmati bersama burgernya. Dalam hal ini, cross selling akan membangun pembelian awal dengan produk pelengkap.
Sementara itu, dilansir laman Key Differences, arti upselling adalah strategi untuk membujuk pelanggan agar membeli produk serupa dengan spesifikasi dan fitur yang lebih tinggi, daripada mengikuti pilihan awal. Teknik upselling merupakan cara untuk mendorong pembelian apa pun, sebagai pembelian tambahan kepada pelanggan menjadi lebih mahal dengan opsi peningkatan (upgrade) atau premium.
Motif utama dari teknik cross selling adalah untuk meyakinkan pelanggan untuk membelanjakan lebih banyak selama proses pembelian. Sementara upselling, kita tidak menawarkan produk sampingan untuk melengkapi pembelian awal pelanggan, melainkan menawarkan versi upgrade dari produk yang baru/akan pelanggan beli.
(ara/ara)