Tri sudah 20 tahun menjadi abdi negara. bersama suaminya ia mulai mencoba peruntungannya berbisnis kuliner dengan berjualan rujak cingur. Seiring dengan waktu, produk jualannya cukup laris manis dan sudah punya banyak pelanggan. Sayang, wabah pandemi corona mengacaukan semuanya.
Omzetnya berjualan rujak cingur pun turun drastis hingga sempat membuatnya putus asa.
Dalam kondisi sulit itu, ibu yang kini berusia 60 tahun itu ikut pelatihan Tim Bank Mandiri Taspen atau Bank Mantap.
"Saya dimotivasi untuk terus semangat dan pantang menyerah untuk berusaha di saat pandemi. Saya diberi banyak pelatihan, mulai membuat kue, puding, dan aneka kuliner yang sedang viral, dan lainnya hingga wawasan saya semakin luas. Terus terang saja saya sebelumnya tidak bisa membuat aneka makanan tersebut," kata dia, Senin (29/5/2023).
Dari pelatihan Bank Mantap, saya juga semakin kreatif berusaha. Di saat satu pintu tertutup, masih banyak pintu lain yang terbuka. Tidak mengandalkan kuliner rujak cingur untuk berjualan, Ibu Tri mulai melirik bisnis jambu kristal.
"Saya menanam dan berjualan jambu kristal yang saat itu sedang trend. Alhamdulilah, omsetnya mencapai 1-2 kwintal, cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari."
Salah satu manfaat yang bisa dirasakan Ibu Tri dari program pelatihan Bank Mandiri Taspen adalah memanfaatkan dunia digital untuk berjualan. Baik lewat whatsapp maupun google maps dan media lainnya. "Orang yang gaptek seperti saya jadi tahu cara berjualan lebih efektif karena produknya dikenal banyak orang," ujarnya.
Ia pun semakin giat berinovasi. "Saya bersama anak membuat aneka kuliner unik khas Malang, salah satunya cokelat apel," ungkapnya.
Karena merasakan manfaatnya, Ibu Tri tak ragu mempromosikan program Bank Mandiri Taspen kepada para pensiunan lainnya. Sebab, berkarya tak mengenal usia. Tak ada istilah pensiun untuk berkarya.
Apa yang dijalani Bu Tri, dialami juga oleh Yuliana Wosimwor (60) asal Manokwari Irian Jaya yang tetap berkarya meski usia tak lagi muda.
Apalagi ia saat ini menjadi pencari nafkah utama usai suaminya meninggal dunia, padahal ia memiliki anak-anak yang membutuhkan biaya untuk melanjutkan pendidikan.
"Kalau dengar omongan mereka, saya mungkin akan terus hidup sulit, siapa yang membiayai anak-anak dan kehidupan sehari-hari," ujarnya.
Meski hanya seorang ibu rumah tangga dan minim pengalaman membuat produk apalagi berjualan, Ibu Yuliana punya tekad ingin mandiri tidak tergantung pada orang lain secara finansial. Bak gayung bersambut, saat itu Ibu Yuliana ikut pelatihan pembuatan keripik keladi yang diadakan Tim Bank Mandiri Taspen pada 2017.
"Sebelumnya saya gak punya pengalaman buat keripik, hingga akhirnya tahu dari pelatihan itu, instrukturnya adalah orang Jawa yang sudah lama tinggal di Papua." ujarnya.
Ia pun terus belajar mempraktikkan semua yang didapatnya dari pelatihan dan membuat produk keripik terbaik, termasuk mempelajari bagaimana menjual produk itu. Kerja kerasnya tak sia-sia karena dagangannya disukai pembeli. "Omset awalnya hanya 100 ribu, hingga terus naik dan naik menjadi 200 ribu hingga sekarang 500 ribu rupiah per hari," jelas dia.
Ia sangat bahagia dan bersyukur produk dagangannya digemari, khususnya anak-anak sekolah. Matanya terlihat sedikit berkaca-kaca. Sebab, hasil penjualan keripik keladi membantu keuangan keluarganya. Bila dulu sempat kesulitan membiayai anak sekolah, kini ia bisa bernafas lega karena bebannya sudah hilang. "Anak sudah berhasil saya kuliahkan," ujar dia.
Setelah sukses membuat keripik keladi, ia pun kini membuat produk baru, yaitu abon ikan tuna. Sama dengan keripik, penjualan abon ikan tuna juga hasilnya cukup menggembirakan.
Apa yang dijalani Tri dan Yuliana yang sukses berwirausaha meski sebelumnya tidak punya pengalaman sama sekali merupakan salah satu tujuan dari Mantapreneur yang digagas Bank Mandiri Taspen
"Yang terdata saat ini ada 1600 nasabah yang sudah mulai berwirausaha. Mereka sebelumnya tak punya pengalaman, tapi bisa sukses menjadi pengusaha usai mendapatkan program pelatihan dari Bank Mandiri Taspen," Direktur Utama Bank Mandiri Taspen Elmamber Petamu Sinaga.
Apalagi Bank Mandiri Taspen sendiri punya tagline menarik yaitu Tak Ada Kata Pensiun untuk Berkarya. "Saat pensiun mereka tetap produktif dan bisa membahagiakan keluarga," ungkap dia.
Agar sukses menjadi pengusaha, para pensiunan itu diberi bekal berbagai pelatihan kewirausahaan. "Mereka tidak hanya diajarkan membuat produk tapi juga menjual produk itu, juga menghitung keuntungan dan risiko terukur," ujarnya. (kil/kil)