Menteri BUMN Erick Thohir meminta agar PT Industri Kereta Api atau INKA mendapatkan tambahan modal negara sebesar Rp 3 triliun tahun depan. Hal ini dilakukan untuk membantu perusahaan memproduksi kereta rel listrik (KRL).
Selama ini Indonesia memenuhi kebutuhan KRL dengan cara impor kereta bekas dari Jepang. Permintaan impor terakhir bahkan berujung dengan polemik yang belum jelas nasibnya sampai sekarang.
Dia mengatakan keputusan untuk menyuntik dana ke INKA sudah disepakati bersama di tingkat kementerian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka ketika kami rapat dengan Menhub, Menkomarves, Menteri Perindustrian, setelah dipetakan, memang harus ada tambahan modal ke INKA untuk aktivasi pertumbuhan kebutuhan kereta api untuk gerbong barunya," ungkap Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Senin (5/6/2023).
Erick mengatakan modal tambahan Rp 3 triliun untuk INKA dapat membuat perusahaan pabrikan kereta dalam negeri itu mampu untuk memproduksi kereta rel listrik atau KRL sesuai dengan kebutuhan.
"Penyehatan INKA butuh Rp 3 triliun, sehingga ada ekuilibrium antara produksi gerbong dan peningkatan daripada jumlah kebutuhan kereta api," beber Erick.
Tahun ini sendiri kemungkinan impor KRL masih akan dilakukan. Erick mengatakan impor dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam waktu yang pendek.
"Kalaupun ada impor, harus seminimal mungkin. Setidaknya, untuk tutupi gap 6-7 bulan ini," jelas Erick.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam rapat yang sama menyatakan pemenuhan kereta listrik dalam negeri akan dilakukan melalui tiga tahap, tahap paling awal adalah impor.
Dia mengungkapkan ada 12 trainset atau rangkaian kereta api yang bakal diimpor tahun ini. Saat ini izin impor sedang diajukan ke Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
"Memang ada 3 tahap, kita pertama akan impor KRL bekas 12 trainset, kami sudah ajukan ke Menkomarves," ujar pria yang akrab disapa Tiko itu.
Kemudian di tahun 2024, nantinya PT Kereta Api Indonesia atau KAI akan melakukan rekondisi kereta api listrik yang masih bisa digunakan.
Selain rekondisi, INKA akan menyebut produksi KRL mulai tahun 2024 dengan suntikan modal pemerintah sebanyak Rp 3 triliun. Targetnya di tahun 2025, Indonesia sudah bisa memproduksi KRL sendiri.
"Jadi PMN INKA akan digunakan untuk barang modal yang akan digunakan sebagai produksi kereta listrik di 2025 di fasilitas Banyuwangi yang saat itu PMN hanya untuk bangunan dan belum equipment-nya," kata Tiko.
Lihat juga Video 'Panas! Andre Rosiade Emosi Rapat Bareng KCI-INKA Bahas Impor KRL':