- Amazon
Amazon sebelumnya mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja kepada 9.000 karyawannya. Divisi yang masuk gelombang berikutnya dalam pengurangan adalah divisi sumber daya manusia (SDM) dan komputasi awan (cloud).
Hal ini diketahui dari pengumuman yang disampaikan oleh CEO Amazon Web Services Adam Selipsky kepada karyawannya. Adapun karyawan yang terkena PHK itu yang berada di Amerika Serikat (AS), Kanada, Kosta Rika, dan negara lainnya.
Dalam pengumuman itu, Selipsky menjelaskan Amazon akan menjamin karyawan yang terkena PHK. Selain karyawan akan mendapatkan pesangon, mereka juga diberi tunjangan asuransi kesehatan, dan dukungan atau akses untuk mendapatkan pekerjaan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui Amazon memang telah melakukan PHK besar-besaran tahun ini, setelah beberapa tahun sebelumnya melakukan rekrutmen besar. Secara total ada 18.000 karyawan yang telah di-PHK dan menjadi catatan sejarah terbesar selama 29 tahun Amazon berdiri. Jumlah PHK itu belum digabungkan dengan 9.000 yang baru akan dilakukan.
- Lyft
Aplikasi ride-sharing Lyft akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. Pemangkasan itu dilakukan seminggu setelah perusahaan mengangkat CEO yang baru David Risher.
Melansir CNBC, Sabtu (22/4/2023), seorang juru bicara Lyft menolak mengomentari secara spesifik jumlah karyawan yang dipangkas. Akan tetapi Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan akan memberhentikan setidaknya 1.200 pekerja, atau sekitar 30% dari 4.000 tenaga kerjanya.
Ini bukan pertama kalinya Lyft melakukan PHK. Perusahaan sebelumnya sudah mengurangi jumlah karyawannya pada November 2022 kemarin, memangkas 700 pekerja atau sekitar 13% dari tenaga kerja.
- Atlassian
Perusahaan produsen perangkat lunak Atlassian telah mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sebanyak 500 orang karyawannya. Langkah ini dimaksudkan untuk membantu perusahaan lebih fokus pada bidang-bidang utama seperti migrasi data.
Co-Founder dan Co-CEO Atlassian, Scott Farquhar dan Mike Cannon-Brookes, mengatakan langkah ini dilakukan bukan demi kebutuhan keuangan, melainkan agar perusahaan bisa fokus pada prioritas utama seperti manajemen layanan IT dan membantu pelanggan memindahkan data dari pusat data lokal ke cloud.
Lebih lanjut mereka mengatakan, pemangkasan karyawan ini tidak dilakukan merata di seluruh bagian di perusahaannya. Diperkirakan sebanyak 5% dari keseluruhan karyawan atau tepatnya sebanyak 500 orang terkena imbas dari langkah pemangkasan ini.
- Yahoo
Perusahaan teknologi Yahoo mengumumkan akan melakukan PHK 20% pegawainya pada akhir tahun ini. Dikutip dari CNN disebutkan, langkah PHK ini ditempuh karena perusahaan ingin melakukan restrukturisasi pada unit periklanan.
Juru bicara Yahoo menyebutkan Yahoo for Business akan dirombak menjadi divisi baru yaitu Yahoo Advertising. Dengan rencana perusahaan ini, Yahoo berencana untuk memangkas pegawai sebanyak 50% yang ada di dalam divisi itu.
Yahoo menyebut, keputusan yang ditempuh untuk PHK ini merupakan hal yang berat. Namun dengan pemangkasan pegawai ini perusahaan yakin bisa memperkuat bisnis untuk jangka panjang.
Axios yang melaporkan PHK ini menyebut akan ada lebih dari 1.600 orang yang di-PHK. Pengumuman PHK ini muncul saat banyak perusahaan teknologi dan media melakukan efisiensi biaya dan penyesuaian dengan kondisi menurunnya belanja iklan digital di tengah ketidakpastian ekonomi global.
- Zoom
Aplikasi pertemuan daring, Zoom pada Februari 2022 mengumumkan rencana untuk memangkas sekitar 1.300 pekerjanya. Jumlah sebesar itu sama besarnya dengan 15% dari total pekerjanya.
Hal ini diumumkan Zoom lewat postingan blog di situs web perusahaan. CEO Eric Yuan menyatakan saat dunia terus menyesuaikan diri dengan kehidupan setelah pandemi COVID-19, perusahaan perlu beradaptasi dengan ketidakpastian ekonomi global.
Zoom memang mengalami ledakan besar selama pandemi ketika orang-orang dipaksa bekerja dari rumah dan beralih ke perangkat lunak untuk pertemuan lewat video untuk tetap berhubungan dengan kolega kerja, teman, dan keluarga.
Yuan mengatakan PHK yang dilakukan pihaknya itu akan mempengaruhi setiap organisasi di Zoom, dan karyawan yang diberhentikan akan ditawari hingga 16 minggu gaji dan perlindungan perawatan kesehatan.
Dia juga mengatakan dirinya berencana untuk mengurangi gajinya sendiri untuk tahun fiskal mendatang sebesar 98%, dirinya juga melepaskan bonus perusahaan di tahun 2023.
- eBay
eBay sebelumnya telah mengumumkan rencana untuk memangkas 500 pekerjanya pada February kemarin. Jumlah sebanyak itu sama besarnya dengan 4% dari tenaga kerjanya. Karyawan yang terkena PHK akan diberitahu selama 24 jam setelah pengumuman PHK diumumkan oleh perusahaan.
Dalam sebuah memo kepada karyawan, CEO Jamie Iannone mengatakan perusahaan memutuskan untuk melakukan PHK setelah mempertimbangkan kondisi ekonomi makro global selama beberapa bulan terakhir.
Menurutnya pemangkasan jumlah tenaga kerja akan memperkuat kemampuan eBay untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggannya, dan itu akan membantu eBay fokus pada area yang dapat memberikan dampak paling besar.
Pinterest, sebuah platform pencarian gambar yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat, sebelumnya telah melakukan PHK massal terhadap 150 karyawannya demi bisa memangkas biaya operasional. Jumlah karyawan yang kena PHK ini kurang dari 5% dari total pekerjanya yang sebanyak 4.000 orang.
Perusahaan mengumumkan kabar PHK ini ke karyawan pada awal Februari kemarin. PHK ini terjadi di berbagai divisi perusahaan. Manajemen mengatakan langkah PHK ini juga dilakukan sebagai strategi jangka panjang. Manajemen menambahkan perusahaan akan memberikan dukungan pada karyawan yang terdampak PHK melalui paket pesangon, tunjangan dan sejumlah fasilitas lainnya selama masa transisi tersebut.
- PayPal
Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih belum usai. Kali ini, platform transfer uang PayPal akan PHK 2.000 karyawan atau sekitar 7% dari total karyawan.
Hal ini disampaikan oleh Presiden dan CEO PayPal Dan Schulman dalam keterangan tertulisnya. PHK ini dilakukan untuk membatasi pengeluaran yang datang karena inflasi tinggi yang memukul daya beli para konsumen serta adanya ancaman resesi.
Schulman tidak menyebutkan divisi atau wilayah operasional mana yang akan berdampak dari adanya PHK ini. Namun, ia mengatakan bahwa pihaknya akan menginformasikan secara personal kepada karyawan yang terdampak.
- SAP
Perusahaan software asal Jerman, SAP telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 3.000 karyawan atau sekitar 2,5% dari total tenaga kerjanya secara global pada akhir Januari 2023. PHK terjadi setelah SAP melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 30% dalam bisnis cloudnya pada kuartal keempat.
"Kami mengharapkan hanya dampak penghematan biaya yang moderat untuk tahun 2023, dan yang lebih jelas pada tahun 2024, sekitar 300 juta euro hingga 350 juta dalam penghematan tingkat berjalan pada tahun 2024," kata Chief Financial Officer SAP Luka Mucic dikutip dari Reuters, Jumat (26/1/2023).
- Alphabet - Google
Induk Google (GOOGL) ini memberhentikan 6% pekerja atau setara 12.000 orang di seluruh area dan wilayah. Alphabet merekrut 50.000 karyawan selama pandemi karena tingginya permintaan layanan mereka. Namun ketakutan akan resesi membuat banyak pengiklan mengerem pengeluaran mereka.
Selain itu, secara spesifik raksasa teknologi Google selaku anak usaha melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran terhadap 1.845 karyawannya, atau sekitar 15% dari total pegawainya di negara bagian California, Amerika Serikat.
Pemecatan ini berlaku untuk berbagai posisi, mulai dari direktur hingga tukang terapi pijat 'in-house' Google. Hal ini merupakan PHK masal terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah perusahaan.
- Microsoft
Raksasa teknologi Microsoft memberhentikan 10.000 karyawan berdasarkan pengajuan sekuritas pada hari Rabu. Secara global, Microsoft memiliki 221.000 karyawan tetap dengan 122.000 di antaranya berbasis di AS.
CEO Satya Nadella mengatakan selama pembicaraan di Davos bahwa tidak ada yang bisa menentang gravitasi dan Microsoft tidak dapat mengabaikan ekonomi global yang melemah.
"Pertama, saat kami melihat pelanggan mempercepat pembelanjaan digital mereka selama pandemi, kami sekarang melihat mereka mulai menguranginya," jelasnya.
(kil/kil)