Pemerintah saat ini terus mengampanyekan berbagai cara agar para Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM) bisa ikut bersaing dalam menjajakan produk mereka baik dalam kancah domestik atau mancanegara. Tentu dengan harapan agar para pelaku UMKM bisa ikut meningkatkan perekonomian Indonesia.
Namun, untuk bisa menghidupkan peran UMKM di Indonesia tidaklah mudah, karena kampanye yang dilakukan pemerintah dinilai belum cukup, dan pemerintah masih harus melakukan langkah pasti agar permintaan produk UMKM meningkat.
Seperti yang dikatakan Owner dari Rolupat, Henny Christiningsih (53) yang memayungi 150 UMKM, menyatakan Pekerjaan Rumah (PR) terbesar saat ini adalah meningkatkan daya beli masyarakat.
"Saya suka protes ke pemerintah, UMKM kita ini banyak, pemerintah memfasilitasi UMKM luar biasa, Pak Jokowi luar biasa, tentang pembinaan, tentang peminjaman uang tunai. Tetapi, pemerintah tidak memikirkan daya belinya," ucap Henny.
Menurut Henny daya beli yang minim dari masyarakat membuat pelaku usaha UMKM memiliki banyak stok produk menumpuk, dan mereka tidak lagi memproduksi.
"UMKM buat saya, jika saya kurasi, itu bagus ya sudah (akan dibantu untuk distribusi atau diperkenalkan hingga ke luar negeri), tapi kalau daya beli tidak ada, apakah UMKM mau memproduksi? Pasti tidak mau, dan ini yang saya suarakan ke pemerintah," Henny menambahkan.
Dia menambahkan sarannya kepada pemerintah, agar lebih mempercayakan atau bisa memilih UMKM untuk bekerjasama dan tidak melakukan pembayaran PO (Pre Order) melainkan beli putus alias tunai.
"Ini PR (Pekerjaan Rumah) kita, bagaimana pemerintah memikirkan daya beli terhadap UMKM yang produktif, yang memiliki karya bagus," tutup Henny.
Simak juga Video 'Testimoni Pelaku UMKM terhadap sosialisasi dan implementasi UUCK':
(lth/hns)