Pangan RI Dibayangi El Nino, Masyarakat Disarankan Hemat Makanan

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 10 Jul 2023 17:08 WIB
Foto: Getty Images/China Photos
Jakarta -

Kondisi Pangan RI Dibayangi El Nino, Masyarakat Harus Apa?

Utusan Khusus Presiden (UKP) RI Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Muhamad Mardiono menekankan pentingnya strategi dan antisipasi oleh seluruh masyarakat dalam menghadapi dampak El Nino yang diperkirakan terjadi pada Agustus-September 2023 dan mengancam ketahanan pangan di Indonesia.

Mardiono mengatakan fenomena El Nino menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan di Indonesia.

"Kita dihadapkan pada ancaman kekeringan karena fenomena El Nino yang bisa berdampak pada produksi pangan secara nasional. Kemarau panjang dan ekstrem ini harus benar-benar kita antisipasi dengan strategi yang baik," kata Mardiono dalam keterangannya, Senin (10/7/2023).

Jika tidak diantisipasi dan dimitigasi dengan strategi yang baik, kekeringan akan menjadi bencana bahkan mendatangkan dampak lain seperti gagal panen, krisis air bersih, kebakaran lahan yang berpengaruh langsung pada keberlanjutan ketahanan pangan. El Nino tercatat menurunkan produksi padi 1-5 juta ton sejak 1990-2020.

Sejumlah riset yang dilakukan menunjukkan hal serupa, contohnya turunnya produksi beras di Banten sejak 2002-2015 akibat El Nino. Tahun ini BPS mendata realisasi produksi beras pada Februari dan Maret 2023, masing-masing 2,8 juta ton dan 5 juta ton, atau lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 3,6 juta ton dan 5 juta ton.

"El Nino dan La Nina sebenarnya merupakan fenomena yang sudah jamak terjadi dan BMKG juga sudah memperkirakan Indonesia akan mengalami dengan puncak terekstrem pada Agustus 2023. Oleh karena itu, saya berharap seluruh stakeholder termasuk perguruan tinggi, BRIN, Bapanas, Kementan, dan instansi terkait harus menjadi lokomotif dalam menghadapi fenomena alam ini, mengingat pengaruh El Nino terhadap sektor pertanian bersifat langsung dan nyata," katanya.

Selain itu, Mardiono menekankan perlunya perhatian khusus, dari instansi terkait dengan mengeluarkan kebijakan berupa perlindungan terhadap para petani, yang mengalami gagal panen, akibat dampak dari iklim ekstrem, karena selain kerugian ekonomi yang sangat dahsyat, kebakaran hutan dan lahan, juga membawa dampak kesehatan yang mengerikan.

Berkaca pada pengalaman yang lalu, kabut asap yang menutupi kota-kota bahkan, mencapai negara tetangga, telah mengakibatkan banyaknya pengungsian, pada rumah-rumah yang menyediakan udara lebih sehat.

Masyarakat harus apa? Klik halaman berikutnya.




(fdl/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork