Airlangga Ungkap Jurus Pemerintah Keluar dari Middle Income Trap

Airlangga Ungkap Jurus Pemerintah Keluar dari Middle Income Trap

Hana Nushratu - detikFinance
Kamis, 20 Jul 2023 16:31 WIB
Airlangga Hartarto
Foto: dok. Kemenko Perekonomian
Jakarta -

Pemerintah terus berupaya untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 dengan keluar dari jeratan penghasilan menengah (middle income trap). Dengan begitu Indonesia bisa menjadi negara maju.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto membeberkan ada dua pendorong untuk mencapai negara maju. Dua di antaranya adalah investasi dan kontribusi industri.

"Indonesia mempunyai SDA (sumber daya alam) yang kuat maka hilirisasi itu menjadi penting dan ini akan terus didorong ke depan, terutama industri manufaktur," kata Airlangga dalam agenda Indonesia Data and Economic (IDE) Conference 2023, Kamis (20/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena untuk menjadi negara maju, pengungkit kita ada dua, yaitu investasi, kemudian juga terkait manufacturing value added (nilai tambah industri manufaktur)," sambungnya.

Saat ini, Indonesia mengalami pertumbuhan investasi sebesar 5 persen. Menurut Airlangga, angka tersebut harus ditopang lebih tinggi yaitu 6,8 persen.

ADVERTISEMENT

"Agar dapat mencapai negara berpenghasilan tinggi menjelang 2045, yaitu di kisaran tahun 2038-2041, pertumbuhan 5 persen tidak cukup. Jadi, pertumbuhan yang diharapkan adalah 6-7 persen, dan ini tentu harus ditopang oleh investasi yang tinggi, yaitu 6,8 persen," ungkap Airlangga.

Di samping itu, Airlangga juga optimistis bahwa Indonesia akan mengalami peningkatan investasi. Sebab, Indonesia merupakan salah satu negara ASEAN yang tidak mengalami gejolak keamanan.

"Indonesia merupakan bagian Indo-Pasifik yang tentram, di mana negara lain sedang bergejolak, yang stabil juga hanya kawasan ASEAN. Sehingga dari segi investasi, Indonesia sedang dilirik oleh berbagai negara," kata Airlangga.

Selain peningkatan investasi, ada sejumlah target yang ingin dicapai dalam Indonesia Emas 2045. Di antaranya PDB Nominal sebesar USD 9,8 triliun menempati posisi sebagai salah satu dari lima besar negara dengan PDB terbesar di dunia, Gross National Income per kapita sebesar USD 30.300, porsi penduduk middle income sebanyak 80%, kontribusi industri manufaktur pada PDB mencapai 28%, serta penyerapan tenaga kerja sebesar 25,2%.

"Kontribusi industri bisa mendekati 29% dan juga tentunya kita mendorong SDM tangguh," pungkas Airlangga.




(prf/ega)

Hide Ads