Presiden Joko Widodo (Jokowi) lagi-lagi membahas mengenai hilirisasi produk mineral Indonesia. Ia menegaskan, tidak peduli mendapatkan gugatan di Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO ataupun diperingati International Monetary Fund (IMF).
Jokowi mengatakan hilirsasi harus tetap diteruskan. Karena menurutnya, hilirisasi merupakan hal yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi negara dan menambah peluang tenaga kerja.
"Hilirisasi apapun harus kita teruskan meskipun kita digugat oleh WTO meskipun kita diberikan peringatan oleh IMF. Apapun, barang ini harus kita teruskan!" tegasnya, dalam acara Pengukuhan DPN Apindo di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (31/7/2023).
Jokowi mencontohkan, hilirisasi nikel yang saat ini telah membuka lapangan kerja lebih banyak dari pada sebelumnya. Hilirisasi nikel sendiri berada di Sulawesi Tengah.
"Sebelum hilirisasi hanya 1.800 tenaga kerja yang terangkut dalam pengolahan nikel. Setelah hilirisasi menjadi 71.500 tenaga kerja yang bisa bekerja karena adanya hilirisasi nikel di Sulteng," ujarnya.
Jokowi juga menyebutkan hilirisasi di Maluku Utara telah menambahkan tenaga kerja dari sebelumnya hanya 500 orang, sekarang menjadi 45.600 pekerja.
"Kemudian di Maluku Utara, sebelum hilirisasi hanya 500 orang setelah hilirisasi 45.600," terangnya.
Lebih lanjut Jokowi juga mengungkap nilai tambah hilirisasi nikel. Pada 2014 hanya US$ 2,1 miliar kemudian kini melompat jadi US$ 33,8 miliar.
"2014 hanya 2,1 billion US dollar. Setelah hilirisasi jadi Rp 510 triliun dari 2,1 billion us dollar melompat jadi 33,8 billion us dollar. Berarti melompatnya berapa kali. Ini baru beberapa turunan saja. Kalau nanti turunannya sudah berkembang bapak ibu dan saudara-saudara bisa membayangkan berapa angka yang akan muncul. Dan itu baru nikel," tutupnya.
(ada/kil)