Airlangga Nilai Implementasi UUCK Dorong Ekonomi RI Tumbuh 5,17% di Q2

Airlangga Nilai Implementasi UUCK Dorong Ekonomi RI Tumbuh 5,17% di Q2

Dea Duta Aulia - detikFinance
Senin, 07 Agu 2023 15:54 WIB
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto
Foto: Aulia Damayanti
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai implementasi Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK) mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2023. Pasalnya, UUCK memberikan kepastian hukum dan kemudahan dalam proses perizinan berusaha.

"Prospek yang baik hasil dari kebijakan yang diambil, antara lain implementasi UUCK untuk mendorong efisiensi belanja modal," kata Airlangga kepada wartawan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Berdasarkan angka, data CEIC menyebutkan rata-rata Incremental Capital Output Ratio (ICOR) 2021-2022 Maret 2023 Indonesia berada di angka 7,6, Philippines 3,7, Vietnam 9,5, India 4,5, Malaysia 4,4, dan Thailand 13,2.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Implementasi UUCK akan terus digulirkan untuk mendorong efisiensi investasi mengingat angka ICOR Indonesia masih bisa terus diefisienkan," ungkapnya.

Ia menambahkan berdasarkan data dari Institute for Management Development (IMD) level daya saing Indonesia mengalami peningkatan pada 2023 ini yakni menjadi di peringkat 34 setelah sebelumnya di 2022 berada di 44.

ADVERTISEMENT

Dibandingkan tahun lalu, semua sektor tergolong mengalami kenaikan seperti Economic Performance 13 point, Business Efficiency 11 poin, Government Efficiency 4 poin, dan infrastructure 1 point.

"Daya saing perekonomian dari laporan IMD, posisi Indonesia 10 posisi dari rangking 44 dan 63 negara itu menjadi 34 di 2023," ungkapnya.

Tak hanya itu, ia mengatakan capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II 2023 kali ini tergolong bagus berada di angka 5,17% yoy. Pertumbuhan tersebut di atas 5% merupakan pencapaian selama 7 kuartal berturut-turut.

Menurutnya, capaian tersebut menunjukkan perekonomian Indonesia semakin stabil. Mengingat saat ini, kondisi global tidak sedang baik-baik saja.

"Tentu 5,17% itu sesuatu hal yang bagus sekali karena dunia tidak sedang biasa-biasa saja. Tapi Indonesia meresponnya secara bagus walaupun harga komoditas melemah," jelasnya.

Menurutnya, faktor lain yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi positif yakni tidak terlepas dari kebijakan pemerintah saat menghadapi momen libur Lebaran dan Idul Adha.

"Ini membuktikan kebijakan yang diambil Indonesia terutama dalam menjelang Idul Fitri dan kurban ada libur cukup panjang," tutup Airlangga.

(akn/ega)

Hide Ads