Begini Cara Badan Pangan Antisipasi Krisis dan Dampak El Nino

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 12 Agu 2023 15:03 WIB
Foto: Aulia Damayanti/detikcom
Jakarta -

Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) meminta berbagai pihak untuk bisa bekerja sama dalam melakukan tata kelola pangan nasional. Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan hal ini penting dilakukan dalam menghadapi krisis pangan.

"Ini waktunya bagi kita hand in hand menguatkan ketahanan pangan, menghadapi ancaman krisis pangan, mengantisipasi dampak El Nino dengan mengoptimalkan potensi dan sumber daya pangan lokal kita," ujar Arief dalam keterangannya, Sabtu (12/8/2023).

Arief juga mendorong kampanye stop boros pangan untuk menyadarkan seluruh lapisan masyarakat bahwa pangan yang terbuang sia-sia tidak hanya berdampak pada kondisi ketahanan pangan, tapi juga pada perekonomian dan lingkungan hidup.

Hasil kajian Bappenas 2021 mengungkap kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari sampah pangan dari 213 - 551 miliar rupiah per tahun. Setara dengan kandungan energi untuk porsi makan 61-125 juta orang per tahun.

Dalam perayaan puncak Hari Ulang Tahun NFA ke-2 di Kupang, Badan Pangan juga menyerahkan bantuan pangan untuk 725 Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang berdomisili di Kupang dengan paket bantuan berupa 1 kg daging ayam beku dan 10 butir telur ayam. Bantuan pangan ini merupakan penugasan pemerintah melalui Badan Pangan, di mana pengelolaan dan pendistribusiannya dilaksanakan oleh ID FOOD dan PT Pos Indonesia.

Secara nasional, total bantuan pangan daging ayam dan telur ayam tersebut menyasar 1,4 juta KRS di 7 (tujuh) provinsi dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi. Selain NTT, 6 provinsi lainnya yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, dan Sumatera Utara.

Bantuan ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk menekan angka stunting dan menurunkan kerawanan pangan dan gizi melalui pemenuhan sumber protein untuk perbaikan gizi. Pada saat yang sama, bantuan yang tersalurkan tersebut merupakan produk petani/peternak dalam negeri dan menjadi bagian dari hilirisasi pangan sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, dengan mengoptimalkan peran BUMN di bidang pangan.

Badan Pangan juga berfokus menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi pangan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM). Dalam rangkaian kegiatan tersebut, NFA bersama keterlibatan berbagai stakeholder seperti BUMN Pangan, BUMD, asosiasi, dan pelaku usaha pangan menggelar GPM dengan menyediakan berbagai bahan pangan dengan harga yang terjangkau.

Perum Bulog menyediakan beras SPHP hingga 9 kontainer dengan total 225 ton digelontorkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan untuk komoditas minyak goreng MinyaKita, ID FOOD menyediakan tidak kurang dari 15 ribu liter kemasan MinyaKita. Selain itu, berbagai komoditas pangan lainnya juga menjadi pilihan warga Kupang yang disediakan oleh berbagai pelaku usaha pangan.

"Dari NTT kita membawa semangat merdeka pangan sebagai momentum membangun sinergi dan kolaborasi yang kuat sehingga berbagai tantangan pangan dapat kita atasi bersama, pandemi, ancaman krisis pangan, konflik geopolitik, hingga El Nino merupakan serangkaian tantangan di sektor pangan yang tidak akan bisa diselesaikan hanya oleh NFA. Butuh keterlibatan kita semua untuk mengatasinya," pungkas Arief.




(fdl/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork