Siap-siap! Harga Sirup hingga Coca-Cola Bakal Naik Akhir Tahun

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 14 Agu 2023 13:38 WIB
Ilustrasi minuman berpemanis - Foto: Getty Images/iStockphoto/SB Arts Media
Jakarta -

Pengusaha mengatakan produk makanan serta minuman bergula dalam kemasan seperti biskuit, sirup, Coca-Cola, Sprite, Fanta dan sejenisnya akan mengalami kenaikan pada akhir tahun atau awal tahun depan. Kenaikan ini terjadi karena melonjaknya harga gula kristal rafinasi yang gila-gilaan.

Ketua Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan harga gula kristal rafinasi saat ini sudah naik sekitar 30%. Semakin mahalnya gula kristal rafinasi ini disebabkan oleh berbagai macam masalah internasional, karena gula rafinasi untuk kebutuhan dalam negeri 100% dibeli dari luar negeri (impor).

"Gula rafinasi naik 30%, jadi memang ini terjadi perubahan kondisi yang tidak diduga. Jadi, gula impor lebih mahal dari pada lokal," ujar Adhi, ditemui di Hotel Pullman Central Park, Jakarta, Senin (14/8/2023).

Setelah adanya kenaikan gula rafinasi, diperkirakan para pengusaha akan menaikkan harga produk di akhir tahun atau awal tahun. Adhi menyebut kenaikan harga itu disebut harus didiskusikan juga dengan distributor dan pengusaha ritel.

"Industri itu menaikkan harga prosesnya panjang harus diskusi dengan distributor ritel. Biasanya kita akan me-review harga di akhir tahun atau awal tahun. Jadi perkiraan saya akhir tahun dan awal tahun para pengusaha akan me-review harganya, dan akan menegosiasi dengan riteler. Ini memang kita lakukan," jelas dia.

Adhi meyakini kenaikan harga minuman dan makanan berpemanis tidak akan lebih dari 5%. Padahal menurutnya jika mengikuti kenaikan gula saat ini, harga produk makanan minuman bisa naik lebih tinggi lagi.

"Cuma memang kenaikan harga produk jadi tidak bisa sebesar harga bahan baku. Kira mempertimbangkan bahan baku, kalau naiknya 5% sudah cukup tinggi, biasanya 3%-4%. Padahal kan bahan baku naiknya luar biasa, saya bilang gula naiknya 30% kalau katakan produsen sirup kan bahan bakunya 60% gula, kalau naik 30% dia 18% ke harga pokoknya. Kalau naik terlalu tinggi, konsumennya lari. Makanya biasanya kami menggerus margin, inovasi, efisiensi dan lain sebagainya," jelas dia.

Melihat kenaikan harga gula rafinasi saat ini, Adhi khawatir kenaikan bisa berlanjut hingga tahun depan mengingat adanya ancaman El Nino. Produsen-produsen gula rafinasi seperti Thailand dan India diperkirakan akan mengalami penurunan produksi.

"Tentunya produsen gula, yang besarkan Thailand, kita dari Thailand biasanya kemudian Inda itu akan masih kekeringan dan kita khawatirkan gula kan tebu 10 bulan. Kita khawatir panen tahun depan bisa berpengaruh, di samping itu juga berhasil merubah subsidinya sehingga sekarang banyak gula tebu dijadikan bio etanol. Nah h ini mempengaruhi pasokan gula dunia," pungkas dia.

Lihat juga Video 'Warteg Kekinian di Serpong, Lauk Rumahan Harga Bersahabat':






(ada/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork