Menteri LHK Ungkap Biang Kerok Polusi di Jakarta: 24,5 Juta Kendaraan Bermotor

Menteri LHK Ungkap Biang Kerok Polusi di Jakarta: 24,5 Juta Kendaraan Bermotor

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 14 Agu 2023 16:06 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar/Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan biang kerok utama polusi udara di Jakarta adalah penggunaan kendaraan yang membludak. Kendaraan ini menciptakan emisi gas pembuangan yang sangat besar.

Setidaknya ada 24,5 juta kendaraan bermotor yang mengeluarkan sisa hasil pembakarannya di Jakarta. Dari jumlah itu ada sekitar 19,2 juta kendaraan roda dua.

"Penyebab utama pencemaran kualitas udaranya adalah kendaraan, karena dalam catatan kita per 2022 itu ada 24,5 juta kendaraan bermotor, dan 19,2 juta lebih itu sepeda motor," beber Siti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (14/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siti juga mengatakan ada kemungkinan polusi juga terjadi karena di sekitar Jakarta banyak wilayah industri. Untuk urusan ini pihaknya dan kementerian terkait mendapatkan tugas untuk membuat standardisasi cerobong asap untuk industri.

"Kita akan melakukan regulasi terkait dengan industri. Jadi, saya udah mencatat di sini standar-standar yang harus dikeluarkan untuk cerobong industri. Lebih spesifik lagi di Jabodebek diminta untuk ditetapkan standar untuk cerobong," pungkas Siti.

ADVERTISEMENT

Dia juga menolak anggapan soal polusi udara terjadi karena PLTU yang ada di sekitar Jakarta. Menurut Siti, pihaknya sudah melakukan studi menggunakan data satelit sentinel troposperik selama 27 Juli hingga 9 Agustus 2023, hasil pembuangan PLTU tidak mengarah ke Jakarta. Melainkan ke arah Selat Sunda.

Khususnya hasil pembuangan PLTU Suralaya yang letaknya dekat dengan Jakarta, atau tepatnya di Cilegon, Banten.

"Sebelumnya, pada tahun 2019 ketika heboh-heboh ini juga ada kami juga lakukan studi. Sama hasilnya, konfirmasi studinya PLN dengan KLHK bahwa dugaan polusi udara karena PLTU Suralaya itu kurang tepat. Sebab hasil analisis uapnya itu pencemarannya dia bergeraknya tidak ke arah Jakarta," papar Siti.

"Semua bergerak ke arah Selat Sunda ditopang oleh arah angin yang menurut data BMKG," sebutnya.

(hal/ara)

Hide Ads