Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan berkunjung ke Brasil untuk melanjutkan kemitraan di bidang kehutanan. Dalam kunjungan itu, Luhut membicarakan kerja sama pengembangan peternakan dan pengadaan sapi di Indonesia.
"Selain kerja sama di bidang lingkungan, kami juga membicarakan kerja sama pengembangan peternakan dan pengadaan daging di Indonesia," kata Luhut di Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, dikutip Selasa (15/8/2023).
Luhut mengatakan, ada kesepakatan jika Indonesia tidak hanya mengimpor daging sapi saja, tetapi sapi pejantan dan anak sapi. Nantinya sapi hidup itu akan dikembangbiakkan dalam negeri untuk meningkatkan kualitas peternakan sapi di Indonesia.
"Dari sana, kami sepakat bahwa yang diimpor dari Brasil bukan hanya daging sapi saja, tetapi sapi pejantan dan anak sapi untuk dikembangbiakkan di dalam negeri agar kualitas peternakan sapi di Indonesia bisa semakin maju," lanjutnya.
Luhut menjelaskan, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas sapi dalam negeri. Ia menyebut jika Brazil menganggap kualitas sapi Indonesia menurun kualitasnya.
Menurut Luhut memajukan kualitas peternakan daging sapi dalam negeri tidak semudah membalikan telapak tangan. Berbagai persoalan dihadapi, misalnya isu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), sistem regulasi, serta metode untuk memperbanyak sapi di tingkat peternak.
Namun terkait PMK, Luhut memastikan sapi impor dari Brazil akan melalui proses karantina di darat selama 25 hari. Sementara perjalanan impor dari Brazil memakan waktu hingga 28 hari.
"Ada isu mengenai PMK. Kalau kita impor dari sana dia akan karantina di darat selama 25 hari, kemudian di kapal yang sudah saya lihat kapalnya pakai AC ternyata. Jadi 28 hari dari Brazil sampai di Indonesia. Itu juga karantina sebenarnya karena semua diberi obat. Ya dia akan di situ dan sampai di darat di Indonesia 25 hari di karantina lagi," bebenya.
(ily/hns)