Ironis, Toko Ternama Berusia 166 Tahun Ini Terancam Tutup!

Ironis, Toko Ternama Berusia 166 Tahun Ini Terancam Tutup!

Dike Rani Feirisa - detikFinance
Rabu, 16 Agu 2023 12:05 WIB
Gumps
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta -

Salah satu toko ritel tertua di San Francisco, AS, Gump's San Francisco terancam tutup tahun ini. Toko berusia 166 tahun ini terancam tutup karena berbagai permasalahan yang terjadi di daerah tersebut.

Sang pemilik toko, John Chachas, sampai menulis surat terbuka kepada wali kota hingga gubernur San Frascisco untuk bisa bertindak untuk menangani kondisi permasalahan yang terjadi di sana.

"Hari ini, saat kami menyiapkan holiday season ke-166 di 250 Post Stret, kami takut ini akan menjadi kali terakhir kami," tulis Chachas di surat terbukanya, dilansir dari CNN, Rabu (16/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gump's sendiri merupakan toko yang menjual perabotan dan perhiasan mewah. Toko yang berdiri pada tahun 1861 ini sempat menyatakan bangkrut pada 2018 hingga kemudian diakuisisi oleh Chachas.

Menurut Chachas, tokonya kini sepi akibat dari kebijakan saat pandemi Covid-19, di mana para pekerja mulai banyak menerapkan sistem work from home (WFH) atau kerja dari rumah. Selain itu, ia berpendapat banyaknya gelandangan yang berkeliaran juga membuat wilayah di sana jadi tak nyaman dan membuat risih para turis.

ADVERTISEMENT

"Yang sama menyedihkannya adalah serangkaian strategi San Francisco yang destruktif, termasuk membiarkan tunawisma tinggal di trotoar, mendistribusikan dan memakai obat-obatan terlarang secara terbuka, dan mengotorkan jalan-jalan kota," bebernya.

Sebelum Gump's, beberapa toko-toko ritel ternama lainnya juga sudah lebih dulu tutup di lingkungan San Francisco Union Square. Beberapa toko yang tutup itu di antaranya adalah Whole Foods, Anthropologie, Office Depot, dan CB2. Total, ada 39 toko retail yang tutup di lingkungan San Francisco Union Square sejak tahun 2020.

Sebulan sebelumnya, salah satu retailer terbesar mal San Francisco, Nordstrom, juga menyatakan akan menutup kedua tokonya yang berada di San Francisco. Mereka beralasan keputusannya ini akibat dari kondisi kota yang semakin lama semakin memburuk.

Park Hotels and Resorts, perusahaan investasi yang memiliki hotel Hilton San Francisco Union Square and Parc 55, juga baru-baru ini mengungkapkan akan meninggalkan kota tersebut.

Apa yang terjadi di San Francisco? Klik halaman berikutnya.

Simak juga Video: Membaca Watak ala Tessa Sugito

[Gambas:Video 20detik]




Tidak seperti kota besar lainnya di AS, para pekerja di bidang teknologi yang bekerja secara remote pada 2020 belum kembali ke kantornya yang berada di San Francisco. Selain itu, saat ini San Francisco juga kekurangan sumber daya manusia. Bahkan populasi di sana turun drastis hingga 60 ribu orang dalam kurun dua tahun, dari 2020 sampai 2022.

Penurunan pekerjaan tatap muka ditambah dengan berkurangnya kunjungan turis ke San Francisco selama pandemi menyebabkan menurunnya mobilitas pejalan kaki di pusat kota. Selain itu, munculnya video-video perampokan toko di San Francisco telah menarik perhatian warga AS dan seruan untuk pengawasan yang lebih ketat di San Francisco.

Meski data kejahatan dan kekerasan di San Francisco tetap relatif lebih rendah dibandingkan dengan kota-kota besar lain di AS, tetapi tingkat kejahatan di sana mengalami peningkatan.

Sementara itu, San Francisco terus berjuang dengan permasalahan tingginya harga hunian yang telah berlangsung sejak sebelum pandemi, mengakibatkan meningkatnya populasi tunawisma di pusat kota.


Hide Ads