Pengamat Ikut Bicara soal Food Estate, Begini Katanya

Pengamat Ikut Bicara soal Food Estate, Begini Katanya

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 26 Agu 2023 11:22 WIB
Petani memetik jagung saat panen perdana di kawasan lumbung pangan (food estate) Kampung Wambes, Distrik Mannem, Keerom, Papua, Kamis (06/07/2023). Lumbung pangan tersebut merupakan lahan pertanian percontohan guna memenuhi kebutuhan jagung nasional khususnya di wilayah Indonesia Timur. ANTARA FOTO/Sakti Karuru/Spt.
Foto: ANTARA FOTO/Sakti Karuru
Jakarta -

Pakar kebijakan publik Bambang Haryo Soekartono ikut bicara soal food estate yang disebut menjadi kejahatan lingkungan. Menurutnya program tersebut berjalan aman seusai dengan aturan.

Ia menjelaskan, food estate merupakan program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diharapkan bisa mengatasi krisis pangan yang saat ini sedang melanda beberapa negara di dunia. Bahkan, ia menilai, seharusnya semua wilayah mempunyai lumbung pangan, agar terjadi kemudahan dan pemerataan pangan.

"Disini jelas bahwa food estate diharapkan bisa mengatasi krisis pangan yang saat ini sering dikhawatirkan oleh pemerintah, terutama yang sedang melanda di beberapa negara di dunia," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/8/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut ia mengatakan untuk membuka lahan baru butuh suatu proses menyeimbangkan kondisi hara tanah dengan melakukan pengolahan-pengolahan tanah agar tanah tersebut dapat di manfaatkan sebagai lahan produksi pertanian (lahan hijau).

Bambang mencontohkan beberapa contoh food estate yang sudah berhasil. Misalnya di Papua daerah Kerom dengan luas 10 hektar menghasilkan jagung raksasa dan sudah di ekspor, Timika menghasilkan sagu yang merupakan lahan sagu terluas di dunia sebesar 4,7 juta hektar yang per hektarnya menghasilkan 40 ton sagu,

ADVERTISEMENT

"Bahkan sebagian di ekspor dan sebagian lagi di konsumsi sebagai makanan pokok masyarakat Papua, dan Marauke menghasilkan beras yang di konsumsi sebagian oleh negara Papua Nugini dan sebagian lagi di konsumsi oleh masyarakat di Papua," paparnya.

Di sisi lain, ia mengatakan jumlah luas hutan di Indonesia ada 125,8 juta hektar. Berarti jumlah luasan yang akan difungsikan sebagai lahan yang diusahakan untuk ketahanan pangan sebesar 600 hektar tersebut relatif sangat kecil bila dibanding dengan luasan hutan yang ada di Kalimantan tengah sebesar 10,3 juta hektar, apalagi dibanding luas hutan seluruh Indonesia seluas 125,8 juta hektar.

"Hutan yang sudah dibabat untuk kelapa sawit di Indonesia ada sekitar 15 juta hektar, dan hutan yang sempat rusak terbakar di tahun 2015 sebesar 2,61 juta hektar. Demikian juga hutan produktif yang digunakan untuk kepentingan penambangan batu bara di Indonesia dengan produksi penambangan sebesar 687 juta ton per tahun,"katanya.

(ada/fdl)

Hide Ads