Di suatu malam ketika sedang istirahat usai beraktivitas seharian, tiba-tiba meteran rumah kontrakan Isal (35) berbunyi. Token listriknya habis. Mendengar itu, sang istri langsung teriak dengan sedikit panik karena merasa lupa sudah waktunya mengisi pulsa token listrik.
Isal pun turut merasakan kepanikan dan sedikit kesal dengan sang istri karena sudah seharusnya bergegas tidur. Seketika, warga asal Pamulang itu teringat token listrik bisa dibeli di Warung Madura dekat rumahnya yang hanya perlu diakses dengan berjalan kaki.
Isal pun merasa lega ketika tahu Warung Madura dekat rumahnya buka 24 jam nonstop. Dibanding ke minimarket yang harus diakses dengan menggunakan motor, ia mengaku lebih senang berbelanja di toko yang serba ada tersebut.
"Warung Madura sangat membantu kalau tengah malam lapar butuh mie, telur dan sebagainya. Token listrik juga waktu punya saya mati tengah malam sangat membantu. Pokoknya lengkap semua ada. Jadi apa yang dibutuhkan, ada," kata Isal saat berbincang dengan detikcom di Warung Madura wilayah Pamulang, Tangerang Selatan, dikutip Minggu (17/9/2023).
Isal pun bisa lebih berhemat ketika belanja di Warung Madura karena harganya dirasa lebih murah. Bonusnya lagi, tak perlu membayar parkir seperti di minimarket yang terkadang sudah standby juru parkir.
"Hemat bensin, nggak perlu bayar parkir juga. Walaupun pihak minimarketnya katanya gratis, tapi kan ada saja yang mintain," tuturnya.
Itu lah sebabnya, Nawawi (25) sang pemilik Warung Madura berani membuka usaha tersebut di tengah gempuran Alfamart dan Indomaret. Ia berpandangan bahwa Warung Madura memiliki segmen pasar tersendiri.
"COVID saya manfaatkan untuk buka cabang Warung Madura. Sekarang saya punya 4 cabang ada di Pamulang, Pondok Cabe, sama di Wates. (Walaupun ada di tengah-tengah Alfamart atau Indomaret) nggak apa, segmennya kan beda," ucapnya.
Bergeser ke Saifullah (26), penjaga Warung Madura di wilayah Sawah Baru menilai operasional selama 24 jam menjadi kekuatan Warung Madura. Ditambah pihaknya mengaku ambil untung lebih sedikit sehingga harga di konsumen bisa lebih murah.
"Kita itu taruh harga di bawah mereka (Alfamart dan Indomaret), terutama soal rokok itu kadang kita ambil untung Rp 500, kadang Rp 1.500. Juga ada ketengan, kalau di minimarket kan nggak bisa," beber Saifullah.
Selain itu, Saifullah berusaha terus meningkatkan pelayanan kepada pembeli agar senang dan ingin kembali lagi berbelanja di tokonya. Menurutnya, etika merupakan prioritas utama yang harus selalu dijaga.
"Karena orang-orang kadang melihat bukan cuma dari murah dan kelengkapan barang. Mereka juga lihat etika kita, bagaimana cara kita untuk melayani. Jadi yang diprioritaskan itu etika pertama kali. Kadang orang-orang Madura itu ngelayanin pembeli sambil duduk. Kalau aku enggak," imbuhnya.
(aid/rrd)