Pasar Cipadu di Tangerang mulai kehilangan pamornya sebagai pusat tekstil. Pasar tersebut perlahan-lahan mulai ditinggal pembeli. Melihat kondisi ini, sejumlah pedagang pasar sudah berusaha untuk ikut berjualan secara online guna menaikkan penjualan yang kian melandai. Sayang usaha berjualan online ini juga tidak membuahkan hasil.
Seorang pemilik toko bahan bernama Ferdian (52). misalkan. Ia mengaku sudah ikut menjajakan dagangannya di banyak platform e-commerce Tanah Air, namun usaha online-nya itu tidak bisa berjalan.
"Saya aja ikut online nggak jalan. Semua saya ikut, Lazada, Shopee, TikTok, Tokopedia, nggak jalan semuanya. Ya nggak jalan," curhat Ferdian kepada detikcom di Pasar Cipadu, Selasa (3/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya persaingan di toko online sudah tidak sehat. Banyak toko yang menjual harga produk dengan harga yang sangat murah hingga membuat harga pasar hancur.
"Kalau di masalah TikTok sekarang siaran langsung gitu, biasanya di situ yang orang banyak jualan. Cuma harga hancur-hancuran. Misalnya kita jual Rp 50 ribu kan, di sana lebih murah. Makanya susah (jualan online)," jelasnya.
Sementara itu pemilik toko lain di Pasar Cipadu, Ifrizal (53), mengatakan belum berjualan secara online karena merasa barang yang dijualnya tidak memiliki pasar. Sebab produk yang ia jajakan buka pakaian jadi, namun kain bahan untuk produksi pakaian.
"Saya kebetulan belum, baru rencana tapi mungkin dengan produk yang lain (bukan jual kain bahan) karena buat ngimbangin pasar kaya gini (sepi pengunjung) ya kita harus online cuman baru persiapan," ungkap Ifrizal.
Rencananya ia akan memanfaatkan kain bahan yang dijualnya untuk dijadikan produk siap pakai, seperti baju koko atau blues. Sebab Ifrizal merasa tidak bisa jualan kain bahan secara online.
"Kalau bahan susah online-nya, pertama gini bahan itu nggak bisa retur. Karena sudah dipotong nggak bisa dibalikin. Karena harga potongan sama roll-an itu harganya beda," katanya.
"Umpama belanja bahan 2 meter nanti kembali (retur), saya 2 meter itu nggak bisa jual. Nanti ada yang beli 1,5 meter itu sisa setengah meternya mau dikemanakan? Ada yang minta 2,5 meter saya gimana? kan bahan itu sudah beli 2,5 nggak bisa 2 meter tambah setengah kan nggak bisa," jelas Ifrizal lagi.
Simak juga Video 'Mendag Sebut Pedagang UMKM Lega dengan Larangan Social Commerce':