Target Wujudkan Indonesia Emas, Anggaran Pendidikan 2024 Capai Rp 660,8 T

Target Wujudkan Indonesia Emas, Anggaran Pendidikan 2024 Capai Rp 660,8 T

Erika Dyah Fitriani - detikFinance
Kamis, 12 Okt 2023 13:53 WIB
Ilustrasi Sekolah
Foto: Istimewa
Jakarta -

Pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar Rp 660,8 triliun atau 20% dari anggaran APBN 2024. Hal ini bertujuan mendorong upaya mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, inovatif, berintegritas, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045.

Diketahui, anggaran pendidikan tersebut meningkat dibanding tahun 2023 sebesar Rp 612,2 triliun. Adapun anggaran pendidikan yang dialokasikan terbagi atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp 237,3 triliun, Transfer ke Daerah (melalui Dana Alokasi Umum/DAU, Dana Bagi Hasil/DBH, Dana Alokasi Khusus/DAK, dan Dana Otonomi Khusus/Otsus) Rp 346,6 triliun, dan pembiayaan investasi Rp 77,0 triliun.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata menilai diperlukan ikhtiar dan komitmen yang kuat dalam menjawab tantangan di bidang pendidikan, khususnya dalam pengembangan SDM. Menurutnya, SDM yang baik menjadi faktor kunci dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi, terutama perubahan cara kerja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia ditekankan pada peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, pemerataan kualitas pendidikan melalui peningkatan distribusi guru dan sarana prasarana pendidikan, serta peningkatan kualitas PAUD," ujar Isa dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (12/10/2023).

Genjot Peningkatan SDM dari Pendidikan Dasar-Tinggi

Adapun upaya peningkatan kualitas SDM demi mewujudkan Indonesia Emas 2045 ini digenjot di semua jenjang pendidikan, mulai dari usia dini, dasar dan menengah, hingga pendidikan tinggi.

ADVERTISEMENT

Akses pendidikan terus diperbaiki melalui peningkatan kualitas sarana prasarana penunjang kegiatan pendidikan terutama di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan; serta penguatan konektivitas pendidikan vokasi dengan pasar kerja.

"Melalui anggaran tersebut, Kemenkeu juga berkomitmen untuk perluasan program beasiswa, pemajuan kebudayaan, penguatan perguruan tinggi kelas dunia, dan pengembangan riset dan inovasi," jelasnya.

Ia mengatakan kenaikan anggaran pendidikan pada APBN 2024 bertujuan memberikan jaminan pendidikan kepada masyarakat dari tingkat dasar hingga pendidikan tinggi. Dengan demikian, anggaran yang disediakan pun dapat memperluas akses pendidikan.

Hal tersebut sejalan dengan prinsip pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni no one left behind atau tidak ada satupun warganya yang tertinggal dalam memperoleh hak pendidikan.

"Beasiswa dan bansos pendidikan diwujudkan melalui berbagai upaya dan bantuan kepada sekolah dan peserta didik, seperti Program Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) untuk sekolah," papar Isa.

"Sementara bagi peserta didik, beasiswa disalurkan melalui Program Indonesia Pintar (PIP), Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM), dan Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik)," imbuhnya.

Adapun anggaran beasiswa dan bantuan sosial (bansos) yang dimaksud mengalami peningkatan, pada tahun 2024 sebesar Rp 35,94 triliun dari sebelumnya Rp 28,9 triliun pada 2023.

Klik halaman selanjutnya >>>

Dorong Pentingnya Peran Perguruan Tinggi

Lebih lanjut, Isa menambahkan perguruan tinggi juga memiliki peran sentral dalam pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan. Perguruan tinggi menjadi pusat pengembangan pengetahuan, teknologi, dan inovasi.

Untuk menjalankan peran tersebut, perguruan tinggi diharapkan dapat berkolaborasi dengan sesama perguruan tinggi dalam maupun luar negeri, juga berkolaborasi dengan industri. Perguruan tinggi juga harus didukung dengan dosen yang berkualitas internasional.

Isa menilai perguruan tinggi membutuhkan pembiayaan yang lebih memadai. Mengingat selama ini penyediaan layanan pendidikan tinggi yang didukung oleh APBN cukup signifikan dan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Konsepsi Ini termasuk bagi peserta didik di wilayah 3T, disabilitas, dan pekerja migran. Oleh karena itu, ia menegaskan perguruan tinggi dan akses pendidikan lainnya berperan penting sekaligus bertanggung jawab mewujudkan tujuan yang telah ditargetkan pemerintah.

"Untuk itu, mari kita bersama-sama berjanji bahwa peringkat bukanlah tujuan utama. Tujuan utama kita adalah bagaimana peringkat dapat menghadirkan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," ungkap Isa.

Selain itu, menurutnya perbedaan jalur yang melaju sangat cepat di revolusi industri 4.0 sering kali menjadi tantangan bagi dunia pendidikan dan dunia kerja/industri. Berdasarkan prediksi McKinsey dalam 10 tahun ke depan, lapangan pekerjaan akan hilang dan tergantikan otomatis dengan teknologi. Selain itu, muncul pula peluang lapangan pekerjaan baru dengan memanfaatkan teknologi yang terus berkembang.

Sederet hal tersebut menjadi tantangan baru bagi perguruan tinggi untuk menyiapkan kompetensi yang sesuai dengan lapangan pekerjaan baru. Menurutnya, hal ini perlu dijembatani oleh kampus, dunia kerja, dan industri melalui semangat Kampus Merdeka. Sebab Kampus Merdeka memberikan ruang yang luas bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri dan potensi.

Harapannya dengan semangat tersebut, perguruan tinggi dapat menciptakan lulusan sarjana yang lebih adaptif dan fleksibel sesuai dengan semangat Kampus Merdeka.

"Berbagai program yang telah dipersiapkan secara matang baik sasaran maupun pendanaannya, agar dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dengan memperhatikan efisiensi dan efektivitas serta menjaga akuntabilitas dalam pelaksanaannya, sehingga target yang direncanakan dapat tercapai," pungkasnya.



Simak Video "Video: PKS Usul Dana Parpol dari APBN Jadi Rp 10 Ribu Per Suara"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads