2. Ganjar Pranowo
Sementara itu Ganjar berbicara strategi Indonesia keluar dari middle income trap atau jebakan negara berpendapatan menengah jika terpilih jadi presiden. Menurutnya Indonesia perlu memanfaatkan bonus demografi dan produktivitas sumber daya manusia (SDM).
"Sebenarnya hari ini yang dilakukan adalah, satu kita punya kesempatan dengan bonus demografi yang tinggi, ini masyarakat produktifnya banyak. Maka ada dua hal pertama menyiapkan SDM-nya dari kesehatan dan pendidikan aksesnya harus gampang," ujarnya di Mandarin Oriental, Jakarta, Selasa (24/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua adalah optimalisasi ekonomi dalam kurun waktu 10-13 tahun ke depan yang harus terus dikebut. Ganjar menyebut sudah menyiapkan tim untuk melakukan hal ini.
"Kedua, biar tidak terjebak middle income trap maka optimalisasi potensi ekonomi dengan waktu kurang lebih 10-13 tahun maka kita mesti gas pol, mesti cepat. Kita tidak bisa urut kacang dan perlahan-lahan. Maka seluruh kekuatan kita siapkan maka tim saya sedang menyiapkan seluruh kerja-kerja teknokratisnya. Kalau bahasanya Jokowi waktu itu kalau sudah dilantik langsung saja gas pol," bebernya.
Ganjar sempat membahas transisi energi yang menjadi salah satu prioritasnya jika terpilih menjadi presiden. Untuk melakukannya, Ganjar telah menyiapkan beberapa skenario. Pertama adalah meningkatkan transisi energi baru terbarukan (EBT) dari 13,4% menuju 31,4% di 2034.
"Pertama, kita mencoba untuk membuat satu skenario dari 2023 sampai 2034, kita punya skenario kita coba untuk meningkatkan transisi energi kita dari 13,4% menuju 31,4% di tahun 2034. Skenario ini kita coba konfirmasi ke PLN tinggal apakah kita akan mempercepat atau kemudian kalau ada faktor lain akan terjadi pelambatan," ujarnya.
Untuk mencapai itu diperlukan dana sekitar Rp 1.300 triliun. Ia menyebut target inilah yang bisa dikerjakan demi mencapai energi yang lebih ramah. Ia berharap para pengusaha bisa melihat transisi energi sebagai kesempatan yang bisa segera digarap.
(ily/ara)