Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan mengungkapkan ada pergeseran mitra dagang Indonesia dari yang sebelumnya didominasi negara-negara barat. Ia menyebut ada perkembangan baru ekonomi dunia yang membuat negara-negara Asia Selatan dan ASEAN justru kini menyumbang surplus ekonomi di Indonesia.
Hal ini disampaikan Zulhas saat menjadi pembicara di Simposium Kementerian Pertahanan Tahun 2023 bertajuk 'Geopolitik dan Geostrategis Global serta Pengaruhnya terhadap Indonesia Tahun 2023' tersebut.
"Mitra dagang Indonesia yang sebelumnya banyak berasal dari negara G7, saat ini mulai bergeser menjadi negara emerging, seperti RRT, India, dan negara-negara lain di Kawasan Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Amerika Latin," jelasnya dalam kegiatan yang berlangsung di Kantor Kemenhan, Kamis (2/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengungkapkan hal ini salah satunya dipengaruhi banyaknya kebijakan unilateral dari negara-negara barat, seperti Uni Eropa, yang menghambat perdagangan.
"Sementara (negara-negara) barat ya (kerja sama) ekonominya mandeg. Mandeg, stagnan. Yang dulu kita lebih mudah, sekarang perunding-perundungan kita menjadi agak sulit, menjadi berat gitu," ucapnya.
Ia menekankan Indonesia sebagai negara non-blok lebih fokus pada cita-cita mewujudkan Indonesia Maju 2045.
"Buat Indonesia, semua adalah teman. Jadi mana yang win-win dan yang memberikan kerja sama saling menguntungkan untuk kemajuan kebaikan negara, ya tentu harus kita sambut dengan gembira," terang Ketua Umum PAN ini.
Berdasarkan data Kemendag, 10 negara penyumbang surplus perdagangan terbesar pada tahun 2022 antara lain Amerika Serikat, India, Filipina, Jepang, Belanda, Taiwan, Pakistan, Bangladesh, Vietnam, dan Malaysia. Sedangkan negara-negara besar seperti Australia, Arab Saudi, hingga Kanada menyumbang defisit perdagangan terbesar 2022.
Simak Video 'Mendag Zulhas Bahas Kondisi Perdagangan Indonesia di Simposium Kemenhan':